JAKARTA, KRJOGJA.com - Musim kemarau rendah melanda sejumlah daerah di Indonesia. Hari ini, Jokowi mengumpulkan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, hingga Jawa Tengah untuk membahas kekeringan dalam rapat terbatas.Â
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, hingga saat ini tak ada laporan darurat kekeringan pada sejumlah daerah di Indonesia. Hanya saja, kekeringan tetap terjadi pada daerah irigasi di luar jangkauan bendungan.
"Ini sedikit sekali, Jawa Barat yang tahun lalu ada 22.000 hektar, sekarang 3.000 hektar," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/8/2017).
Daerah tadah hujan inilah yang saat ini menjadi fokus dari penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah. Saat ini telah terdapat 6900 sumur bor yang dimanfaatkan oleh pemerintah. Masalah kekeringan ini cukup teratasi dengan adanya Waduk Jatigede dan lebih dari 200 bendungan lainnya. Bahkan, dari 16 waduk utama, 10 waduk saat ini berada dalam kondisi normal seperti Waduk Cirata di Purwakarta dan Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat.Â
"Enam di bawah rencana. Â Di bawah rencana maksudnya, kalau musim kemarau 10 juta m3 sekarang 9 (juta m3), tapi enggak terus ekstrem. Dari 75 waduk lainnya, 12 kondisi normal, 57 di bawah normal, enam kering," ujarnya.
Pemerintah saat ini telah memiliki 1742 embung dengan volume 1,74 juta m3. Sama halnya dengan pembangunan sumur bor, pembangunan embung ini juga masih dianggap kurang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan musim hujan akan terjadi pada akhir bulan September atau Oktober. Artinya hingga akhir bulan ini musim kemarau masih akan melanda beberapa daerah di Indonesia. (*)Â