JAKARTA, KRJOGJA.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian menyebut kelapa sawit telah menyumbang devisa kepada negara mencapai Rp239,4 triliun. Untuk itu, guna menjaga keberlanjutan industri tersebut, saat ini pihaknya tengah fokus mendorong seluruh perusahaan sawit untuk mengikuti program sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
Dirjen Perkebunan Bambang menjelaskan, sertifikasi ISPO wajib dilakukan agar minyak sawit Indonesia dapat diterima dan memikili posisi tawar yang tinggi di pasar ekspor. Untuk itu, pengelolaan perkebunan sawit Indonesia juga dapat dilakukan secara berkelanjutan.
“Dari Rp 11,9 juta hektar lahan sawit di Indonesia, baru 16,7% saja yang sudah bersertifikat ISPO. Kami targetnya harus ISPO semua. Jika sudah ISPO, saya kira tidak ada yang mengatakan bahwa sawit kita tidak baik. Pasar luar negeri pun bisa menghargai produk sawit kita,†ujar Bambang.
Bambang menjelaskan, penerapan ISPO juga merupakan langkah yang harus ditempuh Indonesia guna menghadapi tudingan-tudingan negatif yang dialamatkan kepada sawit Indonesia. Tudingan kepada sawit Indonesia, menurut dia, diberikan mulai dari perusakan hutan hingga pelanggaran hak asasi manusia. (*)