KUALA LUMPUR (KRjogja.com) – Gelaran SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, kembali tercoreng. Bukan soal bendera, kali ini sportivitas dinodai dengan anggapan bahwa wasit tidak memihak dan memberikan keputusan yang merugikan Indonesia.
Hal itu terjadi saat Tim Takraw Putri Indonesia melakoni pertandingan melawan tim tuan rumah Malaysia, Minggu 20 Agustus 2017 di Stadium Tasik Titiwangsa. Para pejuang Tanah Air akhirnya memilih walk out setelah merasa dirugikan oleh wasit pertandingan, Muhammad Radi, asal Singapura.
Lebih rinci, Indonesia sudah merasa keputusan wasit tidak berimbang di set pertama. Saat itu, pemain andalan, Lena, tekongnya dianggap fault sebanyak tiga kali. Set pertama pun berakhir dengan keunggulan Malaysia 22-20.
Pertandingan kemudian dilanjutkan ke set kedua, tapi Muhammad Radi sang juru adil sayangnya masih dianggap tak adil. Tekong Lena lagi-lagi dianggap fault sebanyak lima kali. Hal tersebut membuat para pemain memutuskan keluar dari pertandingan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, memberikan pernyataan tegas. Imam menegaskan dirinya sangat menyesalkan keputusan wasit yang merugikan Tim Takraw Putri Indonesia.
“Pada sepak takraw putri, lebih dari 5 kali servis yang seharusnya menjadi point bagi Indonesia, justru dianggap fault dan menjadi keuntungan bagi lawan,†ujar Menpora, seperti dikutip dari laman resmi Kemenpora, Senin (21/8/2017).
“Seharusnya Keputusan wasit harus diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?†tandas Imam. (*)