JAKARTA, KRJOGJA.com - Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 anggaran subsidi pupuk turun sekira Rp2,7 triliun dari tahun sebelumnya. Pada RAPBN 2018, anggaran subsidi pupuk turun menjadi Rp 28,5 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 31,2 triliun.
Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan turunnya subsidi pupuk adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal efesiensi anggaran untuk subsidi. Pasalnya selama ini, anggaran untuk subsidi pupuk selalu membengkak.
"Artinya saat ini turun ‘gerogotan’ kami terhadap subsidi. Subsidi ini (pupuk) memang sejak awalnya selalu membengkak," ujarnya.
Apalagi lanjut Edy, meskipun anggaran subsidi membengkak, para petani tidak menikmati langsung pupuk subsidi tersebut. Sebab, selama ini anggaran subsidi lebih banyak dinikmati oleh gas hingga perbankan.
"Tapi selama ini yang menikmatinya gas, komponen impor, dan perbankan. Sedangkan petani enggak banyak menikmati, saya rasa tidak berhasil menggunakan uang negara untuk meningkatkan petani," jelasnya.
Meskipun subsidi pupuk menurun, lanjut Edy, jumlah pupuk subsidi tidak akan berkurang sedikit pun. Di mana volume produksi pupuk subsidi masih tetap sebanyak 9,5 juta ton. "Dengan subsidi 2018 lebih kecil, tapi volumenya tidak berkurang," tuturnya. (*)
