JAKARTA, KRJOGJA.com - Seminar bertajuk 'Belt and Road Initiative : Connecting China, Hong Kong dan Indonesia' sukses digelar di Hotel Grand Hyatt Jakarta, pekan ini. Kegiatan terkait dunia bisnis ini dilaksanakan Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) dan Hong Kong Economic and Trade Office (HKETO) di Jakarta.
"Hong Kong sebagai pusat keuangan, logistik dan layanan maritim global di bawah dukungan penuh Tiongkok mampu memainkan peran unik sebagai 'super-connector' yang menghubungkan Tiongkok dan wilayah Belt and Road, termasuk Indonesia," tutur Direktur Riset HKTDC dalam kesempatan tersebut.
Indonesia sendiri jadi pemain kunci dalam inisiatif Belt and Road, mengingat pertumbuhan ekonominya yang cepat, lokasi strategis di Asia Tenggara serta sumber daya manusia dan alamnya yang luas. Bagi Indonesia, Hong Kong sebagai mitra ideal. Sebagai wilayah Administratif Khusus dari Republik Rakyat Tiongkok, Hong Kong merupakan jalan masuk menuju daratan Tiongkok yang luas, sebuah pusat keuangan, perdagangan dan bisnis internasional serta menjadi trendsetter gaya hidup Asia.
Dari data diperoleh keterangan, tiap tahun hampir 90 persen perdagangan dari Indonesia transit melalui Hong Kong sebelum akhirnya tiba di Tiongkok. Bahkan, nilai perdagangan komoditas antara Hong Kong dan negara-negara anggota ASEAN telah meningkat sebesar 72 persen dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2016, realisasi investasi Hong Kong di Indonesia mencapai USD 2,25 miliar, meningkat secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai sekitar USD 691 juta.
Dalam seminar tersebut, HKTDC dan HKETO mengundang enam pembicara ahli dari berbagai latar belakang yang beragam, yakni Paul Chan selaku Sekretaris Keuangan Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR), Hu XiaoShan menjabat Sekretaris Pertama (Ekonomi & Komersial) Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Thomas Lembong selaku Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dino Patti Djalal di posisi Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), James Cameron (Co-Head Infrastructure and Real Estate Group HSBC di Asia Pasifik) dan Nicholas Kwan menjabat Direktur Riset HKTDC.
Melalui seminar ini diharapkan lahir strategi kolaboratif dan inklusif, Belt and Road Initiative untuk mempromosikan konektivitas infrastruktur dan koordinasi kebijakan. Sehingga mampu mendorong perdagangan dan investasi serta memperdalam persahabatan dan pertukaran budaya antar negara peserta. Inisiatif ini dipercaya menjadi pendorong ekonomi global di abad 21 dengan mencakup sekitar 60 negara di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa. Negara-negara ini bersama-sama mewakili 60 persen populasi dunia, sepertiga dari GDP global dan sepertiga dari perdagangan barang dunia. (R-7)