Paham Radikalisme Lewat Online Sulit Dicegah

Photo Author
- Selasa, 4 Juli 2017 | 05:10 WIB

JAKARTA,KRJOGJA.com - Dua anggota Brimob diserang usai melaksanakan salat Isya di Masjid Falatehan, Perum Peruri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau persis di seberang Lapangan Bhayangkara Mabes Polri. Aksi ini disebut dilakukan secara individu dan pelaku tidak masuk dalam jaringan teroris manapun.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius dalam keterangannya mengatakan, aksi tersebut dikategorikan lone wolf, lantaran mereka belajar sendiri atau terpapar radikalisme dari internet. BNPT pun mengaku sulit menangani cara teroris seperti itu.

"Kan online, mana bisa kita sekat yang online, semua masuk, sepanjang ada sinyal," ucap Suhardi, Senin (3/7/2017).

Dia mengatakan, dengan melihat dan belajar secara online, ajaran jaringan teroris semakin meluas. Mereka yang terpapar radikalisme walaupun tidak memiliki pemahaman agama yang baik, namun dia bisa mempelajari gerakannya.

"Luas. Kan digerakkan ini simpatisan. Dari empat cluster itu, simpatisan yang digerakkan. Kalau kita lihat, yang kayak gini pemahaman agamanya enggak tinggi-tinggi amat. Tapi kan punya pemahaman kan," jelas Suhardi.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X