Pasca Sail Sabang 2017, Bisnis Yachting Sabang-Langkawi-Phukat Bakal Dipromosikan

Photo Author
- Jumat, 28 April 2017 | 09:10 WIB

BANGKOK,KRJOGJA.com - Hati boleh panas, pikiran tetap dingin! Persaingan itu akan "terhenti" di batas garis kolaborasi. Tidak ada rival abadi, yang ada kepentingan yang abadi. Itulah yang membuat Indonesia - Malaysia duduk bersama, kompak untuk tujuan yang sama.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dan Deputy Minister of Tourism and Culture Malaysia Mrs. Datuk Mas Ermieyati Samsudin terlihat saling nyaman, saling cerita, dan ujungnya saling support. Pariwisata tidak mengenal batas-batas teritori negara. Pariwisata itu borderless.

Keduanya pun naik ke panggung menyaksikan MoU Signing on Marine Tourism Triangle Cooperation Langkawi - Phuket - Sabang. "Kami ingin membangun segitiga yacht and cruise antara Sabang-Langkawi-Phuket, tiga negara dalam satu aktivitas sailing," kata Menpar Arief Yahya di Bangkok, 26 April 2017.

Tujuannya, setelah Sail Sabang 2017, bulan Desember nanti, ada bisnis marine tourisme yang mengkoneksi toga marina dan port itu. "Sehingga Sail Sabang tidak berhenti di event Sail Sabanya. Tapidiikuti dengan bisnis nya agar  suatainable," paparnya.

Pihak-pihak yang menandatangani MoU tersebut antara lain: Halim Mazmin Berhad and Sabang Free Trade Zone and Free Port Authority on Cooperation in Fishery, Port and Tourism.

Lalu, Mr. Fauzie Husei, CEO of Sabang Autohoriy Free Trade Zone, Mr. Firman Abdul Shukor, Halim Mazmin Berhad  - Malaysia. Dan Mrs. Marieke Derks, Organizer Sail Thailand Rellies on behalf SM Tachting SDN - Malaysia.

Mereka sepakat untuk mempromosikan bersama Triangular Sailing Passage, antara  Langkawi, Phuket and Sabang. Phuket sendiri, akan menyusul untuk sign MoU. Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkarn Wattanavrangkul saat bertemu Menpar Arief Yahya di Centara Grand Hotel and Convention Center, Bangkok.

"Kami akan pastikan dalam waktu cepat. Di Phuket ada 4 marina. Kami akan segera tindak lanjuti," jelas Kobkarn Wattanavrangkul. Dia mengakui, regulasi di yacht itu berbeda-beda di setiap negara, karena itu mungkin butuh sedikit waktu untuk menyelesaikan urusan itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X