JAKARTA (KRjogja.com) - Kesungguhan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa pemain, membuat Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menunjuk Indonesia menjadi salah satu proyek percontohan untuk program mereka. Kali ini adalah untuk pembentukan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau Badan Nasional Penyelesaian Sengketa.
Hal tersebut diungkapkan oleh James Johnson Kepala Departemen Professional Football FIFA dalam jumpa pers usai pertemuan PSSI dengan perwakilan FIFA, Federasi Pesepak Bola Profesional Internasional (FIFPro), Asosiasi Klub Eropa (ECA), dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (10/02/2017). Indonesia dipilih bersama tiga negara lainnya, yakni Kosta Rika, Malaysia, dan satu negara lain yang belum ditentukan oleh FIFA.
Pemilihan Indonesia ini menurut James tidak melihat dari banyaknya kasus sengketa yang dimiliki suatu negara, Namun, lebih kepada keseriusan Indonesia mengaplikasikan masalah penyelesaian sengketa ini.
"Indonesia kami pilih karena setelah mereview program yang sudah berjalan di member kami, kami menilai jika Indonesia merupakan salah satu negara memiliki keseriusan di dalam mengaplikasikan masalah penyelesaian sengketa ini. Jadi kami tidak melihat dari sisi negatifnya dulu (banyaknya kasus)," ujarnya.
James menilai udah selayaknya Indonesia memiliki sistem yang efektif dalam menangani sengket, salah satu caranya dengan dibentuknya badan sengket ini. Hal itu menurutnya demi terciptanya pemain dan klub yang profesional. "Ini bukan soal sengketanya, tapi bagaimana memastikan pemain dan klub menjadi satu unit yang baik untuk industri sepakbola Indonesia kedepannya," ucapnya.
NDRC nantinya akan bertugas untuk menyelesaikan sengketan yang terjadi di antara pemain dengan pemain, pemain dengan klub, serta klub dengan klub. Nantinya akan ada tiga basis sengketa yang akan ditangani badan ini, yakni sengketa terkait kontrak kerja, lalu soal kompensasi latihan, dan soal sengketa klub solidarity. (*)