JAKARTA (KRjogja.com) – Lembaga Anti Doping Indonesia diharapkan siap bersinergi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dalam mengatasi kondisi darurat doping di Tanah Air.Â
Demikian salah satu dari sembilan rekomendasi yang dihasilkan dalam diskusi bertema 'Kasus Doping PON XIX 2016 Peringatan Keras Dalam Meraih Sukses Prestasi Di Asian GamesXVIII/ 2018' yang dilaksanakan Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pusat di  Jakarta, Kamis (19/1/2017).
      Â
"LADI ke depan akan makin intensif melakukan sosialisasi untuk mengatasi doping di Indonesia. Kami akan bersinergi dengan KONI Pusat sebagai induk dari cabang olahraga di Indonesia,†ujar Ketua LADI, Zaini Kadhafi Saragih dalam paparannya di hadapan puluhan wartawan yang mengikuti diskusi tersebut dengan antusias.
      Â
Zaini yang mantan dokter tim nasional sepak bola Indonesia itu menjelaskan, LADI saat ini tengah berjuang agar bebas dari sanksi WADA (Lembaga Anti Doping Dunia). Nasib LADI akan ditentukan sebelum sidang WADA, Mei 2017. Bila sanksi sudah bebas maka LADI akan bisa lebih fokus dalam menjalankan programnya memerangi doping di Indonesia.
      Â
Dia memarkan, kepengurusan  LADI yang baru berusia satu minggu, sudah menyiapkan berbagai program untuk menyosialisasikan penanggulangan doping. Februari nanti LADI akan bertemu dengan induk organisasi cabang olahraga. Kemudian mensinergikan program dengan KONI Pusat, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan stake holder olahraga nasional.
      Â
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh  Tubagus Adi itu tampil juga sebagai pembicara, Wakil IV Ketua Umum KONI Pusat K Inugroho, Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Dr Leane Suniar Manurung dan Ketua Bidang Binaraga Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Dan Angkat Berat (PB PABBSI) Irwan Alwi. Hadir juga mantan-mantan atlet top nasional, Hj Soraya Perucha yang kini menjadi Humas PB PRSI, Alamsyah Wijaya yang Ketua Binpres PB PABBSI dan undangan lainnya. (Fon)