SIAPA tak kenal Selokan Mataram. Selokan ini merupakan saluran irigasi penghubung Kali Progo di sisi Barat dengan Kali Opak di sisi Timur DIY. Panjang alirannya lebih dari 30 kilometer. Dan keberadaannya secara fisik membelah Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi dua bagian yaitu sisi Utara dan sisi Selatan. Sejumlah sumber menyebut, Selokan Mataram dibangun pada masa pendudukan Jepang sekitar era tahun 1942. Sebelumnya, pada era Panembahan Pasopati tahun 1588, selokan ini telah ada tapi dalam bentuk parit pertahanan.
Berkat diplomasi yang dilakukan Sri Sultan HB IX terhadap Pemerintah Jepang pada saat itu, rakyat Yogyakarta mampu membangun aliran sungai ini. Selanjutnya, keberhasilan pembangunan itu menjadi tonggak sejarah kemandirian dan kemakmuran warga yang mayoritas bekerja sebagai petani. Â
Selokan Mataram ini merupakan salah satu saluran air buatan dalam Jaringan Saluran Induk Mataram (JSIM). Saluran tersebut berfungsi sebagai saluran induk yang dibangun agar lahan pertanian di kawasan yang dilintasinya dapat berproduksi sepanjang waktu. Â
Sebelum saluran tersebut dibuat, Yogya pernah menjadi wilayah pertanian gersang dengan hasil pertanian minim. Kali Code, Kali Winongo dan Kali Gajah Wong yang membelah kawasan Kerajaan Mataram zaman itu, tak berdaya untuk difungsikan sebagai saluran irigasi. Karena itu, peran Sultan HB IX begitu penting saat terwujudnya Selokan Mataram.
Air yang ada di selokan ini melintas di atas 24 sungai dan mengalir di bawah tiga sungai.
Saat ini, Selokan Mataram masih berfungsi sesuai tujuannya. Sayang, keberadaannya terpinggirkan dari sorotan masyarakat. Selain bernilai sejarah, selokan ini tetap bertahan seperti aslinya apada masa lalu yaitu membentang untuk memenuhi kebutuhan paling vital manusia yaitu air. (Sal)