JAKARTA (KRjogja.com) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, sampai saat ini kematian di jalan akibat kecelakaan jumlahnya lebih besar dibanding akibat penyakit. Lebih disayangkan lagi, korban meninggal tersebut didominasi usia produktif antara 16 hingga 20 tahun.
Menurut Menhub, fakta ini sangat memprihatinkan dan perlu menjadi perhatian serius semua pihak untuk mencegahnya. Setidaknya, ada upaya maksimal untuk menurunkan angka kecelakaan di jalan raya. Salah satunya membangun kesadaran bersama dalam berlalulintas.
"Perlu menjadi perhatian serius karena kecelakaan di jalan saat ini telah menjadi penyebab kematian tertinggi jika dibandingkan dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit seperti jantung dan lain-lain," kata Menhub Budi Karya Sumadi pada acara puncak Pekan Keselamatan Nasional 2016 di Jakarta, Minggu pagi (06/11/2016).
Dijelaskan Menhub, berbagai faktor menjadi penyebab kelalaian seperti faktor manusia, kendaraan, fasilitas jalan, dan faktor lingkungan. "Jumlah kecelakaan baik kualitas maupun kuantitas masih tinggi beberapa tahun terakhir," ujarnya.
Berdasarkan data Polri, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada 2015 sebanyak 98.970 kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 26.495 jiwa. Dari rincian data tersebut, setiap hari terdapat rata-rata 72 orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar kejadian ini melibatkan sepeda motor, yang merupakan angkutan favorit masyarakat dari berbagai lapisan. Lebih disayangkan lagi adalah fakta bahwa korban meninggal tersebut rata-rata didominasi oleh kelompok usia produktif antara 16 sampai 30 tahun.
Atas dasar fakta-fakta tersebut, Â Budi Karya Sumadi mengajak semua pihak, para stakeholder menyatukan visi untuk membangun kepedulian publik terhadap keselamatan. Karena jika tidak dilakukan tindakan antisipasi, maka akan ada 25 juta orang lagi yang akan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dalam kurun waktu 20 tahun ke depan. (Imd)