BUKA usaha kuliner di Yogyakarta susah-susah gampang. Susah karena konsep harus matang dan berbeda dengan yang lainnya sementara gampang karena kuliner selalu laku keras di tengah masyarakat. Hal itu disadari betul oleh Wisanggeni Heru Prasojo, pengusaha kedai WA di Jalan Cempaka 107 Perumnas Condong catur. Ia pun melakukan langkah jitu nan unik dalam mempromosikan kedainya.
Pertama, ia menyasar anak pelajar dan mahasiswa yang jumlahnya makin banyak di Yogyakarta. Menu makanan yang ditawarkan pun pas dengan selera anak muda seperti Es Krim, Siomay, ragam minuman menyegarkan seperti teh poci, dan Hazaren Salad. Sedangkan untuk menu nasi, tiap hari akan berbeda. "Karena untuk pelajar dan anak muda, harganya kudu murah. Ya rata-rata di bawah Rp 10 ribu juga diskon. Menu makan besar itu berbeda tiap harinya," kata Heru ketika ngobrol santai di kedainya.
Diskon yang ditawarkan pun cukup unik dan gila. Jika nongkrong di kedai membawa pacar akan kena diskon 9%, sedangkan bersama istri akan didiskon 10%. Mereka yang membawa pacar atau istri bersama selingkuhan gratis menikmati semua sajian menu. "Lha iya, makanya ini kedai buat pemberani. Siapa yang berani bawa pacar sama selingkuhan sekaligus, gratis alias enggak usah bayar," kata Heru lalu terkekeh.
Kedai sangat nyaman untuk nongkrong. Didominasi elemen kayu, kedai didesain seperti nongkrong dirumah sendiri. Ruang yang dipenuhi bangku dan meja kayu panjang cocok untuk nongkrong beramai-ramai. Jarak antarmeja yang saling berdekatan juga memberikan peluang guyup dan saling kenal antarpengunjung kedai. Interior di dinding cafe juga instagramable dengan lukisan dan karya rupa yang dibuat sendiri oleh Heru bersama keluarga dengan lukisan gagah Sentot Alibasya di tengahnya.
Penamaan WA sendiri merupakan singkatan dari dua buah hati Heru, yitu Wisanggeni dan Arimbi. Heru membeberkan penamaan itu didapatkan secara spontan. "Artinya pas orang lewat sini, kan pasti bilang, 'Wa,es krim' atau 'Wa salad'. Tapi bisa juga singkatan dari nama depan dua anak saya," jelasnya.(*)
