SLEMAN (KRjogja.com) - Insiden saling pukul antara pemain PSS Eko Pujiyanto dan Persepam Madura Utama Reza Mustofa di menit 72 pertandingan 16 besar ISC B grup B di Stadion Maguwoharjo Sleman, Minggu (01/10/2016) menjadi penyebab utama naiknya tensi pertandingan baik di dalam maupun luar lapangan. Wasit pun mengeluarkan kartu merah untuk kedua pemain tersebut dan ribuan suporter pun tersulut emosi hingga puncaknya tembakan gas air mata usai laga lantaran suporter berulah karena tak puas dengan hasil pertandingan.
Pelatih PSS Seto Nurdiantoro usai laga mengaku sangat menyesalkan insiden baku pukul yang terjadi hingga menimbulkan efek untuk seluruh stadion. Menurut Seto, sudah seharusnya pemain belajar untuk menata mental menghadapi segala kemungkinan yang terjadi selama pertandingan.
"Saya cukup menyesalkan insiden pemukulan tadi dan inilah saatnya sepakbola Indonesia diperbaiki. Mental pemain harusnya bisa diperbaiki jangan sampai ada pukul-pukulan lagi karena efeknya bisa dilihat sendiri," terangnya.
Insiden saling pukul tersebut akhirnya membuat wasit menghentikan pertandingan yang sebenarnya sudah berjalan dengan sangat menarik ini. Kedua tim saling jual beli serangan untuk mencetak gol penentu kemenangan. "Sebenarnya pertandingan tadi sudah berjalan dengan sangat menarik. Tapi ternyata memang, ya seperti itulah kejadiannya," imbuh Seto.
Ketidakpuasan dan emosi yang memuncak dari ribuan suporter PSS sendiri berujung pada ditembakkannya gas air mata di tribun timur Maguwoharjo pada akhir laga. Puluhan suporter yang sebagian besar kaum perempuan dan anak-anak pun sempat tak sadarkan diri dan harus mendapatkan perawatan petugas medis lapangan. (Fxh)
Suasana bench PSS saat wasit menghentikan pertandingan pasca insiden saling pukul yang berakibat tersulutnya emosi para suporter tuan rumah. (Foto : FX Harminanto)Â