SOLO (KRjogja.com) - Sekitar 150 atlet tenis meja dari 11 negara siap bersaing dalam Indonesia Open ITTF Para Table Tennis 2016" yang berlangsung di GOR RM Said Karanganyar, 19-24 Juli. Kejuaraan internasional ini akan menjadi ajang ujicoba terakhir para petenis meja sebelum terjun ke Paralympics Rio de Janeiro, Brasil.
Ketua Bidang Pertandingan, Rima Ferdiyanto menjelaskan semula kejuaraan tenis meja yang sudah menjadi kalender resmi ITTF ini akan diikuti banyak negara. Namun tiba-tiba ada yang membatalkan diri karena adanya bom bunuh diri di Mapolres Solo. "Begitu ada bom empat jam kemudian sudah ada yang mambatalkan," katanya saat mendamingi ketua pelaksana "Indonesia Open ITTF Para Table Tennis 2016," Pribadi, Senin (18/07/2016).
Negara yang batal mengirimkan atlet diantaranya Aljazair, Chili dan Turki. Jepang dan Korea Selatan sempat mengambil keputusan batal, namun setelah ada nego dengan kedutaan besar di Indonesia diijinkan. "Dengan catatan para atletnya harus terjamin keamanannya," tandas Rima.
Pribadi menjelaskan negara yang ikut dalam Indonesia Open yakni Iran, Jepang, Singapura, Mesir, Kuwait, Malyasia, Thailand, Korea Selatan, Jerman, China Taipe dan Indonesia. Tuan rumah akan menurunkan lebih dari 30 atlet. "Melalui kejuaraan internasional, kita punya kesempatan untuk menentukan klasifikasi atlet secara permanen."
Terselenggaranya Indonesia Open pertama merupakan satu kehormatan ITTF kepada Indonesia. Pribadi dan Rima saat mengajukan ke ITT di Italia sempat diragukan. Pasalnya Indonesia sudah pernah dua kali membatalkan untuk ajang kejuaraan bagi atlet umum. "Setelah kami meyakinkan akhirnya bisa disetujui."
Indonesia Open mempertandingkan kelompok yunior dan senior. Bagi atlet yunior Indonesia kesempatan ini sekaligus untuk mendapatkan klasifikasi kecacatan untuk mengikuti di kejuaraan internasional. (Qom)
