ENDOG Abang (Telur Merah) merupakan jajanan tradisional yang selalu ada dari tahun ke tahun di Pasar Sekaten Yogyakarta. Namun, Endog Abang juga dapat kita jumpai disaat perayaan hari besar Islam lainnya, seperti saat sholat idul fitri dan sholat idul adha. Deretan penjual Endog Abang pun turut meramaikan tempat sholat idul fitri 1437H di halaman SD Negeri Pujokusuman Yogyakarta.
Salah satunya adalah Ibu Tukiyem(52) warga Prancak Glondong, Bantul. Tahun ini ia dan sesama penjual lainnya memilih berjualan Endog Abang di tempat Solat Idul Fitri yang berada di Jalan Kolonel Sugiyono.
“Dulu saya jualannya di alun-alun kalo enggak di lapangan yang buat sholat ied, tapi sekarang saya di sini aja. Cari yang deket rumah, biar habis ini bisa langsung pulang dan bisa ngerayain lebaran sama keluarga,†tutur ibu Tukiyem kepada KRjogja.com, Rabu (06/07/2016).
Endog Abang adalah jajanan tradisional yang terbuat dari telur ayam yang direbus dan kulitnya dicat warna merah. Telur merah ini kemudian ditusuk dengan sehelai ruas bambu, agar terlihat cantik maka ruas bambu tersebut dihias menggunakan kertas.
Endog Abang memiliki filosofi yang melambangkan tiga hal. Endog atau telur melambangkan kelahiran, abang atau merah bermakna tentang kesejahteraan, dan helai ruas bambu menggambarkan hubungan dengan Sang Pencipta yang lurus ke atas. Sehingga secara kesatuan Endog Abang bermakna sebagai simbol kelahiran kembali untuk masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera dengan tetap berpedoman kepada garis yang telah ditentukan oleh takdir.
“Setiap ada acara maulud nabi pasti saya jualan, kadang rame kadang juga sepi. Soalnya sekarang Endog Abang yang suka gak terlalu banyak. Kadang emang sepi, tapi jualan ini itu kami juga ikut mewariskan budaya leluhur Jawa,†ungkap pedagang yang telah lebih dari 10 tahun berjualan Endog Abang tersebut.
Dengan harga berkisaran Rp 4 ribu, setiap orang sudah bisa menikmati Endog Abang. (Satriyo Wicaksono)