Fahira Idris Tekankan Makna Toleransi

Photo Author
- Rabu, 29 Juni 2016 | 15:23 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) - Sebagai landasan dan pandangan hidup bangsa, Pancasila sebenarnya sudah mempunyai panduan terhadap berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini, baik persoalan terkait tata cara dan sistem pemerintahan maupun persoalan sehari-hari yang dihadapi masyarakat.

Salah satu persoalan yang sempat hangat belakangan ini adalah soal toleransi yang dipahami berbeda bahkan bertentangan satu sama lain. Perbedaan menyikapi toleransi ini wajar selama masing-masing pihak mampu menerima perbedaan pendapat. Namun, alangkah baiknya, jika nilai-nilai Pancasila dijadikan paramater dalam menyikapi perbedaan pemahaman mengenai toleransi ini.

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengungkapkan, persoalan toleransi selalu menjadi pembahasan saat dirinya sebagai Anggota MPR mensosialisasikan empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila sebagai dasar Negara ideologi Negara; UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara: NKRI; dan Bhineka Tunggal Ika, ke berbagai lapisan masyarakat.

"Hemat saya makna terpenting dari toleransi dalam Pancasila adalah sikap saling menghargai antarsesama. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, sikap saling menghormati adalah makna terdalam toleransi. Kenap saling menghormati? Karena hanya dengan saling menghormati maka akan tercipta suasana tenang, damai dan tentram,” jelas Fahira dalam berbagai kesempatan sosialisasi empat pilar termasuk saat memberikan sosialisasi dihadapan ratusan pelajar Yayasan Nurul Hidayah, Jakarta, beberapa saat lalu.

Menurut Fahira praktik toleransi terutama antaraumat beragama di Indonesia sudah berjalan ratusan tahun dan berjalan dengan sangat baik. Kondisi ini bisa terjadi karena bangsa ini dikenal memiliki rasa tenggang rasa yang tinggi.

"Dengan tenggang rasa kita dapat merasakan atau menjaga perasaan orang lain sehingga orang lain tidak merasa tersinggung. Bagi saya, ini makna terdalam dari toleransi yang diajarkan Pancasila. Makanya saya heran, kenapa praktik toleransi yang sudah berjalan baik ini sekarang diributkan. Seakan toleransi hal yang baru bagi kita. Padahal kita sudah praktikkan ratusan tahun,” ujar Fahira.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X