Debat Cawapres Adu Gagasan Soal Ekonomi

Photo Author
- Jumat, 22 Desember 2023 | 22:35 WIB

 

Krjogja.com - JAKARTA - KPU menggelar debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023). Ketiga cawapres masing-masing Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, Mahfud MD hadir dalam panggung adu gagasan malam ini. Ketiganya turut pula didampingi capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo.

Dalam penyampaiannya, Muhaimin Iskandar menjanjikan menambah jumlah bantuan sosial melalui program bansos plus. Selain itu bersama Anies Baswedan ia juga akan menambah dana desa sebanyak Rp 5 miliar untuk desa per tahun.

"Bansos plus akan membuat peningkatan kemampuan daya beli guna mendongkrak ekonomi masyarakat Indonesia," kata kata Muhaimin Iskandar yang merupakan cawapres nomor urut 1.

Baca Juga: Buntut Ucapan Zulkifli Hasan, Massa Ormas Datangi Kantor DPW PAN DIY

Pada kesempatan ini Muhaimin Iskandar menegaskan programnya untuk mengalokasikan lima persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau sekira Rp150 triliun dikhususkan untuk membantu kredit anak muda. Ini ditujukan bagi anak muda yang ingin membuka usaha baru.

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka berkomitmen melanjutkan hilirisasi. Ia juga menekankan pada pada keberlanjutan dan penyempurnaan.

"Indonesia ini negara besar. Kita harus mampu keluar dari middle income trap, kuncinya kita harus mampu menaikkan nilai tambah di dalam negeri di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik," jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi tetap resilience di lima persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas ditandai dengan penurunan angka pengangguran, angka kemiskinan, penurunan angka gene rasio, dan juga angka inflasi yang terkendali.

Baca Juga: Peringatan Hari Ibu, Momentum Membangkitkan Semangat Baru

Sementara itu, Mahfud MD menegaskan pentingnya pemberantasan korupsi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam setahun. Mahfud menyatakan Indonesia merupakan negara kaya raya, namun pertumbuhan ekonomi tidak bisa tinggi karena korupsi masih merajalela.

"Ada bertanya kepada kami, mungkin tidak Anda mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam satu tahun? Karena dalam sejarah belum pernah tumbuh 7 persen, dulu hanya dicapai tahun 1989-1991 di era odde baru," kata Mahfud. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X