Perubahan Iklim Memperburuk Angka Kemiskinan Global

Photo Author
- Sabtu, 20 April 2024 | 22:25 WIB
Kondisi sungai yang mengering akibat kemarau panjang.
Kondisi sungai yang mengering akibat kemarau panjang.


Krjogja.com - Jakarta - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang meliputi gelombang panas, banjir, dan kebakaran hutan akut dapat berdampak terhadap penurunan pendapatan global sebesar sekitar 19 persen hanya dalam kurun waktu 26 tahun ke depan.

Sayangnya, seperti dilansir CNN, Jumat (19/4/2024), fakta ini tidak hanya akan berdampak pada pemerintah dan perusahaan besar.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dunia akan mengalami peningkatan pemanasan global sebesar hampir 3 derajat pada abad mendatang, bahkan dengan adanya kebijakan dan tujuan iklim saat ini – dan para peneliti mengatakan bahwa setiap individu dapat menanggung beban ekonomi tersebut.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Nature pada Rabu (17/4), mengatakan bahwa penderitaan finansial dalam jangka pendek tidak dapat dihindari, bahkan jika pemerintah meningkatkan upaya untuk mengatasi krisis ini dari sekarang.

"Dampak-dampak ini tidak dapat dihindari karena tidak dapat dibedakan dalam berbagai skenario emisi di masa depan hingga tahun 2049," kata peneliti dari Potsdam Institute of Climate Impact Research, Maximilian Kotz dan Leonie Wenz.

Namun, mereka mengatakan tindakan segera untuk mengurangi perubahan iklim dapat membendung sejumlah kerugian finansial dan risiko kemiskinan dalam jangka panjang.

Noah Diffenbaugh, seorang profesor dan peneliti lingkungan di Universitas Stanford, mengatakan dampak ekonomi akibat perubahan iklim akan terjadi dalam berbagai bentuk.

Peristiwa cuaca ekstrem tidak hanya mengakibatkan biaya perbaikan yang mahal pada properti yang rusak, namun peningkatan suhu juga dapat berdampak pada pertanian, produktivitas tenaga kerja, dan bahkan kemampuan kognitif dalam beberapa kasus.

Meskipun wacana mengenai dampak perubahan iklim sering merujuk pada upaya mitigasi yang berpotensi mahal seperti membatasi penggunaan minyak dan gas atau teknologi untuk menghilangkan polusi karbon dari udara, berinvestasi pada teknologi yang lebih ramah lingkungan, studi ini berpendapat bahwa kerugian finansial jangka pendek yang ditimbulkan oleh perubahan iklim sudah melebihi biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan krisis ini. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X