KRjogja.com - JAKARTA - Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andri Ramdhani menambahkan, faktor lain seperti anomali suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer. Sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.
"Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait," ujar Andri dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (22/3/2025).
Baca Juga: Ditengah Dinamika, Ekonomi DIY Optimis Tumbuh
Guswanto juga mengingatkan bahwa masyarakat yang menggunakan transportasi udara dan laut perlu memperhatikan prakiraan cuaca di bandara dan pelabuhan tujuan mereka. Dia mengatakan, cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat menyebabkan keterlambatan atau pembatalan penerbangan dan perjalanan laut.
Dia mengingatkan, khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara. Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk di beberapa bandara.
"Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca di rute perjalanan mereka," tambah Guswanto.(*)