KRjogja.com - JAKARTA - Jelang arus mudik Lebaran 2025, semua pihak bersiap untuk mempersiapkan keteraturannya di mana puncaknya diprediksi pada 28-30 Maret 2025.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso mengatakan, jumlah kendaraan se-Indonesia saat ini hampir mencapai 164 juta. Sedangkan, kapasitas jalan yang ada pertumbuhannya tidak sebanding.
Oleh karena itu, dengan adanya pembatasan kendaraan sumbu tiga ke atas, diharapkan oleh Korlantas Polri dapat mengurangi beban di jalan.
Baca Juga: Ringankan Beban Warga Sekitar, Progo Bagikan Sembako Lebaran
"Pembatasan kendaraan angkutan barang sumbu tiga ke atas dikeluarkan melalui SKB, karena jenis kendaraan ada lima, mulai dari sepeda motor, mobil penumpang, bus barang, dan angkutan lainnya. Dari 164 juta kendaraan tadi, itu bisa kita kurangi dengan adanya pembatasan angkutan barang," kata Slamet Santoso, Rabu (26/3/2025).
Lalu, berkaitan dengan prediksi cuaca dan kondisi laut yang tidak menentu di penyebrangan pelabuhan, dirinya berharap agar tidak terjadi penumpukan. Untuk menghindari terjadinya penumpukan, pihaknya akan menerapkan sistem penundaan (delaying system) pada bufferzone yang sudah disediakan.
Baca Juga: Terima Kunjungan Pengda PASI DIY, Sleman Ingin Juara Umum Atletik Kedelapan Kali di Popda
"Penyebrangan kondisi laut itu di penyebrangan kurang bagus, sedangkan para penumpang atau kendaraan sudah masuk. Oleh karena itu, perlu ada delaying system sehingga kita memiliki buffer zone," jelasnya.
"Misalnya, di Pelabuhan Merak, kendaraan tidak bisa menyeberang. Kami sudah menyiapkan delaying system di tiga dermaga, kemudian di Rest Area KM 68, KM 43, dan KM 13. Nanti, masyarakat yang akan menyeberang, jika cuacanya kurang bagus, akan kami tunda dulu," tambahnya.(Ati)