Dorong Inovasi, Wamendiktisaintek Stella Christie Ajak Kampus Terapkan Pengajaran Berbasis Penelitian

Photo Author
- Minggu, 27 April 2025 | 08:05 WIB

JAKARTA, KRjogja.com – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Stella Christie mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk menerapkan pengajaran berbasis penelitian. Hal ini disampaikan saat orasi ilmiah dalam acara Wisuda Semester Ganjil Tahun Akademik 2024-2025 Universitas YARSI di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

"Pengajaran yang berbasis penelitian penting agar kita bisa menghasilkan inovasi-inovasi baru," ujar Prof. Stella. Ia menegaskan, inovasi tidak mungkin lahir tanpa proses ilmiah yang dimulai dari pertanyaan kritis dan dijawab secara sistematis.

Menurut Stella, kampus yang menerapkan pendekatan ini akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang lebih siap menghadapi tantangan industri dan perubahan teknologi. Ia pun memberikan apresiasi kepada Universitas YARSI yang dinilainya telah mulai mengadopsi metode pengajaran berbasis penelitian dalam sistem pembelajaran mereka.

Acara ini menjadi kali pertama Prof. Stella menyampaikan orasi ilmiah di dalam negeri sejak menjabat sebagai Wamendiktisaintek. Ia berharap ke depan lebih banyak perguruan tinggi yang mengadopsi pola serupa, agar hasil pendidikan tinggi benar-benar berdampak nyata pada masyarakat.

Prof. Stella mencontohkan, pengembangan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) oleh mahasiswa adalah bentuk hasil riset yang relevan dengan kebutuhan zaman.

“Kementerian menghargai kontribusi kampus swasta seperti Universitas YARSI, yang sudah mulai bergerak ke arah tersebut,” ungkapnya.

Dalam pidatonya, Prof. Stella juga membahas tantangan utama di dunia pendidikan tinggi, yakni sektor Ekonomi dan Artificial Intelligence (AI). Ia menekankan pentingnya membangun "research mindset" dan mencetak tenaga kerja yang spesialis sekaligus adaptif.

Terkait era AI, Prof. Stella menekankan pentingnya:

  1. Literasi AI, termasuk memahami algoritma dan data secara kritis.

  2. Kemampuan mengambil keputusan dan membuat pengecualian.

  3. Memastikan tetap hadirnya aspek "pemikiran manusia" dalam setiap aktivitas.

"Literasi teknologi saja tidak cukup, kita harus tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah laju digitalisasi," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas YARSI Prof. Dr. Fasli Jalal menyampaikan bahwa pendekatan riset telah menjadi fokus utama universitasnya. Mahasiswa Universitas YARSI ditantang untuk menyelesaikan masalah nyata, dengan harapan skripsi, tesis, dan disertasi mereka dapat memberikan kontribusi luas.

“Dari proses itu, diharapkan lahir lulusan inovatif, bahkan yang bisa menciptakan usaha sendiri," ujar Prof. Fasli.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X