YOGYA (KRjogja.com) – Laura Amandasari, mahasiswi Kristen Protestan lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), sukses mencuri perhatian publik saat menyampaikan pidato kelulusan yang penuh makna dan diakhiri dengan pantun yang viral. Pada Selasa (8/7), momentum wisuda UMSU berubah haru ketika Laura menutup pidatonya dengan kalimat:
"Dari Klaten ke Argentina, tidak lupa ke kota kudus. Agar si Kristen ini tidak kemana-mana, adakah S2 beasiswa Pak sampai lulus?"
Pantun itu sontak disambut tepuk tangan meriah dan tawa haru dari seluruh tamu yang hadir. Namun lebih dari itu, perjuangan Laura menjalani kuliah di kampus berbasis Islam sebagai mahasiswi minoritas memberi pesan kuat tentang toleransi, ketangguhan mental, dan semangat lintas iman.
Dulu Sempat Diminta Pindah, Kini Resmi Lanjut ke S2
Dalam pidatonya, Laura mengenang awal mula kuliah yang tidak mudah. Ayahnya sempat meminta ia berhenti atau pindah karena khawatir dikucilkan sebagai mahasiswi Kristen.
“Bapak saya bilang, ‘Nang, pindahlah. Atau istirahat setahun, gak apa-apa. Bapak lebih sayang sama mentalmu…’ Tapi saya bilang ingin coba dulu,” kenangnya sambil menahan tangis.
Keteguhan hati itu membawa Laura bertahan dan bersinar. Ia aktif di berbagai organisasi kampus, bahkan ikut program wakaf Al-Qur'an di Bulan Ramadan 2024.
“Ini bukan sekadar lintas iman, tapi tentang kebersamaan, toleransi, dan kemanusiaan,” ucap Laura.
Jawaban Rektor: Kamu Resmi Mahasiswa S2 UMSU
Pidato Laura bukan cuma viral di media sosial, tapi juga menginspirasi para civitas akademika. Tak ketinggalan, Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP pun membalas pantun Laura dengan kalimat puitis penuh kejutan:
“Terbang tinggi si burung cendana, terbang berpaut si burung tempua. Laura jangan ke mana-mana, Ananda telah resmi menjadi mahasiswa S2.”
Dengan balasan tersebut, Laura dinyatakan langsung diterima sebagai mahasiswa S2 UMSU. Momen ini bukan hanya peneguhan semangat keberagaman, tapi juga simbol nyata kampus sebagai rumah semua anak bangsa, tanpa memandang keyakinan.
“Kampus bukan tempat menumpuk nilai, tapi ruang menumbuhkan nilai,” kata Laura mengutip semangat Tan Malaka, sembari mengajak mahasiswa lain untuk terus menjaga idealisme dan karakter. (*)
