TANGERANG (KR)- Setelah Jabodetabek, pelatihan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perempuan disabilitas lewat SheAblepreneur, akan dilakukan di kota Bandung dan DI Yogyakarta. Rencananya sekitar 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas yang akan diberikan pelatihan secara offline.
“ Alunjiva Indonesia bersama dengan Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia, dalam pelatihan ini membahas sejumlah materi penting yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pelaku UMKM perempuan dan disabilitas menuju terwujudnya ekosistem UMKM yang lebih inklusif,” kata Founder Alunjiva Indonesia, Nicky Clara, di Tangerang, Senin (11/8).
Setelah bulan Juli lalu seluruh peserta mengikuti pelatihan secara online, hari ini pelatihan offline edisi pertama diikuti oleh 25 peserta asal Jabodetabek dan akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa di dua kota lainnya, Bandung dan Yogyakarta.
Baca Juga: Tanam Jagung Bersama Warga, Menteri Desa Tunjukkan Komitmen Bangun Papua
Dikatakan, setiap tanggal 12 Agustus, Hari UMKM Nasional diperingati untuk memberikan perhatian pada puluhan juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai denyut nadi perekonomian Indonesia. Lebih dari itu, momen ini menjadi ajakan untuk melihat lebih dalam: bagaimana kita mampu membangun ekosistem UMKM yang benar-benar inklusif di mana setiap pelaku usaha, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Karena faktanya banyak kelompok marjinal, khususnya para perempuan dan individu disabilitas, tidak berani memulai dan menjalankan bisnis UMKM karena adanya stereotip bahwa perempuan kurang fokus dalam menjalankan usaha, atau stigma bahwa individu disabilitas kurang mampu bekerja produktif. Bahkan saat keberanian itu muncul, mayoritas bisnis perempuan, apalagi yang dimiliki oleh individu dengan disabilitas, masih sulit berkembang karena keterbatasan akses terhadap mentor, jejaring, ataupun modal.
“Program ‘SheAblepreneur’ berupaya untuk menjadi bagian dari solusi, kami ingin memberikan ruang di mana perempuan dan individu dengan disabilitas ‘diizinkan’ untuk bermimpi agar bisa bergerak lebih jauh dan membuat perubahan nyata. Berkolaborasi dengan Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia, program ini adalah inisiatif yang dirancang untuk mendukung pelaku usaha perempuan, termasuk perempuan dengan disabilitas, agar dapat mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing, berkelanjutan, dan berdampak sosial,” ujarnya. (Lmg)