Krjogja.com — Masyarakat Malang dan Lumajang kini tengah waspada menyusul erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore (19/11) kemarin.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi kenaikan status Semeru.
Baca Juga: Terobosan Kopi Soji: Lawan Tren 'Aesthetic' Tetap Laris karena Rasa dan Harga Terjangkau
Tepat pukul 17.00 WIB, PVMBG menetapkan status Semeru ke level awas (IV) sekaligus memberikan batas aman dari titik puncak sejauh delapan kilometer.
“Seluruh masyarakat dihimbau agar mematuhi rekomendasi zona bahaya dari PVMBG,” bunyi pernyataan resmi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS).
Semua pihak tentu berharap agar peristiwa Semeru empat tahun silam tak kembali terulang.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Hari ini dan 21 November 2025 di Sejumlah Wilayah DIY
Pasalnya, pada Sabtu Wage, 4 Desember 2021, Gunung Semeru menelan 51 nyawa, menghilangkan 22 jiwa, juga menghancurkan 6000 bangunan.
Nahasnya, bak jatuh tertimpa tangga, ancaman bencana susulan datang dari wilayah Bandung, Jawa Barat.
Pada pukul 10.10 WIB, masyarakat merasakan adanya gerakan tektonik di bawah bumi dengan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bila gempa tersebut berkekuatan 2.9 SR dengan kedalaman 5 km sejauh 21 km dari arah tenggara.
Kemudian, pada pukul 22.54, gempa berikutnya tiba dengan kekuatan sebesar 3.2 SR.
Kedalamannya tercatat masih sekira lima kilometer dengan koordinat lokasi 7.22 LS dan 107.58 BT.
Dua bencana alam berbeda yang menimpa wilayah timur dan barat Indonesia itu seakan menunjukkan bila Nusantara lagi panen bencana.