Kabupaten Ngawi Mengadopsi Pertanian Rendah Emisi

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 14:00 WIB
Beras merek SUMO adalah perpaduan antara beras sentra ramos dan pandanwangi (Ist)
Beras merek SUMO adalah perpaduan antara beras sentra ramos dan pandanwangi (Ist)

 


JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia. Menurut Worldostats, pada tahun 2025 Indonesia diperkirakan mengonsumsi sekitar 185 kg beras per kapita per tahun. Tingginya kebutuhan pangan ini menghadirkan tantangan besar bagi ketahanan pangan nasional, terutama dengan sistem produksi padi konvensional masih memberikan dampak lingkungan signifikan.

Pengelolaan air yang belum efisien dan praktik budidaya padi konvensional yang membuat sawah tergenang berkepanjangan berkontribusi pada 10–12 persen emisi metana global. Tantangan ini semakin menegaskan kebutuhan untuk mengadopsi sistem pertanian ramah lingkungan.

Menjawab tantangan tersebut, berbagai pemangku kepentingan kini mengadopsi pendekatan pertanian berkelanjutan. Inisiatif ini semakin diperkuat dengan deklarasi komitmen multipihak yang disampaikan dalam International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025, memperluas fondasi bagi implementasi sistem beras berkelanjutan di berbagai wilayah produksi utama.

Baca Juga: Prediksi Skor Liverpool vs PSV di Liga Champions 2025 Matchday Kelima, Mampukah The Reds Bangkit?

Kabupaten Ngawi menjadi salah satu daerah yang menunjukkan keseriusan dalam mengadopsi pertanian rendah emisi, yang ditegaskan melalui deklarasi komitmen multipihak.

Deklarasi komitmen tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi, H. Ony Anwar Harsono, S.T., M.H., bersama Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, penggilingan padi kecil dan besar, pelaku usaha kuliner, perusahaan daerah, akademisi, organisasi perempuan, hingga NGO pangan berkelanjutan. Kabupaten Madiun, Boyolali, Sragen, dan Klaten juga turut menyatakan dukungan, mencerminkan bahwa transformasi pertanian rendah emisi memerlukan keterlibatan lintas wilayah dan lintas sektor.

“,Komitmen kami terhadap pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Ngawi sudah berjalan tiga tahun dan menunjukkan hasil yang sangat positif,” kata Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (25/11).

Baca Juga: Borobudur Fish-Tival 2025 di Magelang, Ada Kontes Ikan hingga Bazar UMKM!

Dikatakan, input pertanian menurun sehingga lebih efisien, Nilai Tukar Petani stabil di angka 125–130, dan indeks pertanaman meningkat dari 1,88 menjadi 2,88. Hal ini mengantarkan Kabupaten Ngawi menjadi daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional selama tiga tahun berturut-turut.

« Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan, kami optimis ketahanan pangan dapat bergerak menuju kedaulatan pangan yang benar-benar menyejahterakan masyarakat, ‘’ ujarnya.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PLN mengumumkan dukungannya terhadap transisi energi di sektor penggilingan padi melalui penyediaan solusi listrik yang lebih efisien dan rendah emisi. Salah satu bentuk dukungan diwujudkan melalui penyerahan mesin dinamo kepada penggilingan padi kecil dalam proyek Low Carbon Rice, dengan nilai dukungan mencapai Rp 200 juta sebagai langkah awal percepatan migrasi dari mesin diesel menuju teknologi berbasis listrik yang lebih rendah emisi. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X