nasional

Ramai Soal Kandungan Mi Instan Malaysia Picu Kanker, Ini Kata Ahli Farmasi

Sabtu, 29 April 2023 | 14:45 WIB
Ilustrasi

Krjogja.com - Jakarta - Kabar terkait temuan zat pemicu kanker etilen oksida pada mi instan Malaysia mungkin sudah Anda dengar. Berkaitan dengan hal itu, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Zullies Ikawati angkat bicara.


Zullies mengungkapkan bahwa etilen oksida atau EtO memang merupakan senyawa karsinogenik yang harus dibatasi di samping paparannya dalam produk pangan terhitung sangat kecil jumlah dan dampaknya.


Namun, di sisi lain, Zullies menyarankan agar pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) memperketat aturan soal etilen oksida.


"Tetapi ada baiknya BPOM mengatur lebih ketat terkait dengan batas maksimal residu EtO, dengan mengacu peraturan di negara-negara lain," ujar Zullies melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Jumat (28/4/2023).


"Dengan demikian dapat menghindari risiko penarikan produk di negara tujuan ekspor," di amenambahkan.


Aturan Etilen Oksida di Tiap Negara Beda


Zullies mengungkapkan bahwa sebagian besar negara di dunia sepakat bahwa etilen oksida adalah senyawa berbahaya, karena bersifat karsinogenik. Terlebih, berbagai negara memiliki batasan yang berbeda terkait tingkat residu maksimum yang dibolehkan dalam produk makanan.


"Uni Eropa termasuk yang melarang penggunaan EtO sebagai pestisida mulai tahun 1991," ujar Zullies.


"Namun regulasi dan penggunaan etilen oksida di sejumlah negara, termasuk Kanada, AS, dan India, berbeda dengan UE seperti yang diuraikan di atas," katanya.


Negara-negara seperti Kanada, AS, dan India masih mengizinkan penggunaan etilen oksida sebagai fumigan dalam aplikasi yang berkaitan dengan makanan, termasuk peti kemas dan gudang.


Menurut Zullies, akibat ada negara-negara yang mengizinkan penggunaan etilen oksida, kontaminasi silang produk oleh etilen oksida selama pergudangan dan transportasi menjadi risiko potensial lainnya.


"Akibatnya, ada kemungkinan bahwa produk yang datang dari negara-negara ini (Kanada, AS, India) ke negara-negara UE dapat mengandung kontaminasi etilen oksida yang tidak dapat diterima," ujar Zullies.


Zullies mengungkapkan bahwa dari praktiknya, senyawa yang mudah menguap dan menyebabkan etilen oksida jarang terjadi. Terutama dalam hal makanan.


"Dalam praktiknya, dan berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Campden BRI di Inggris pada sampel etilen oksida, sifat senyawa yang sangat mudah menguap menyebabkan EtO itu sendiri jarang, jika pernah, terdeteksi dalam makanan," kata Zullies.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB