Pondok Pesantren Ora Aji
Gus Miftah memilih nama Ora Aji bukan sekadar beda. Ora Aji adalah bahasa Jawa yang berarti tidak berarti. Artinya, tak ada seorang pun yang berarti di mata Allah selain ketakwaan.
Selain mengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, dai muda kondang ini juga menggelar pengajian umum di pesantrennya. Banyak artis, tokoh nasional juga ikut mengaji di tempatnya ini.
Gus Miftah sadar bahwa kehadirannya tak hanya di pesantren. Ia pun berdakwah di luar pesantren, baik menghadiri undangan atau tempat binaannya. Ada yang unik dari model ceramah Gus Miftah ini.
Ustaz atau kiai lain biasanya berceramah di tempat khusus di majelis, masjid, atau di lapangan terbuka, tapi, Gus Miftah berceramah di tempat-tempat wanita malam, seperti di kelab malam, kafe, atau diskotik. Bahkan, ia menggelar pengajian di lokalisasi Sarkem atau Pasar Kembang Yogyakarta.
Gus Miftah tak ambil pusing meski ada yang menentangnya. Ia terus punya niat baik bahwa manusia bisa berubah. Jemaahnya jangan dilihat dari pakaian dan penampilan luarnya semata. Justru, mereka yang ikut pengajiannya terlihat khusyuk saat Gus Miftah menyampaikan materi ceramahnya.
Meski ada yang menantang, namun banyak tokoh yang masuk dengan ceramahnya, sehingga memantapkan memperoleh hidayah. Seperti Deddy Cobuzier yang menjadi mualaf. (*)