Krjogja.com - BALI - Sejumlah mobil listrik dari Wuling masih lalu lalang di kawasan Nusa Dua, Bali sehari pasca puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Hanya saja, frekuensinya tidak seramai hari-hari menjelang perhelatan akbar tersebut.
Salah satu petugas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Nusa Dua, Wibawa mengatakan, frekuensi penggunaan kendaraan listrik mulai berkurang sejak 15 November. Tepatnya pada hari pertama berlangsungnya KTT G20. Sebab saat itu sudah dilakukan sejumlah pembatasan jalan. "Dua hari ini tidak ada yang cas mobil, mungkin pindah ke Benoa," kata Wibawa.
Kabarnya, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Kendaraan Listrik di Bali akan segera di bongkar setelah gelaran KTT G20 berakhir. "Sifatnya sementara untuk G20, nanti kalau tidak salah tanggal 20-an (dibongkar)," kata Wibawa.
Wibawa menjelaskan, ada 3 titik pengisian daya mobil listrik. SPKLU ada di kawasan Nusa Dua, Tanjung Benoa dan Tuban. Di masing-masing lokasi SPKLU memiliki mesin pengisian yang berbeda.
SPKLU di Tuban hanya ada mesin pengisian daya HVT. Mesin ini digunakan hanya untuk mengisi daya mobil listrik. Mulai dari mobil listrik dari Wuling, Toyota hingga Hyundai.
SPKLU di kawasan Tanjung Benoa terdapat jenis Delta. Mesin pengisian daya ini digunakan untuk bus-bus listrik yang digunakan sebagai shuttle bagi peserta delegasi KTT G20.
Sementara itu, SPKLU yang ada di kawasan Nusa Dua, terdapat dua jenis mesin pengisian daya. Sehingga baik mobil maupun bus bisa mengisi daya di SPKLU Nusa Dua. "Kalau di sini bisa buat cas mobil atau bus listrik," kata Wibawa. (*)