"Kehadiran lansia yang prosuduktif, yang kemudian menjadi support bagi generasi usia produktif ini betul-betul mengambil peran penting dalam suksesnya Indonesia emas, yang kemudian bisa menjadi empat besar ekonomi dunia," tutur Hasto.
Menurut Hasto, meskipun generasi produktif banyak dan sehat, jika generasi tuanya terus bertambah banyak dan sakit-sakitakan juga akan memberikan beban bagi keluarga.
"Karena itu, saya berharap di masa yang akan datang ada URINDO yang ada di berapa wilayah bisa segera mengikuti membuat program sekolah-sekolah lansia," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Di tempat yang sama, Rektor Universitas Respati Indonesia (URINDO) ,Tri Budi W. Rahardjo menjelaskan, sekolah lasia ini merupakan pendidikan nonformal yang diselenggaran universitas maupun lembaga lain untuk memberdayakan lansia, sehingga menjadi mandiri dan produktif.
"Materi yang disampaikan kepada mereka pada dasarnya tujuh dimensi lansia tangguh, yakni aspek spritual, intelektual, emosional, fisik, sosial, vokasional, dan lingkungan. Jadi, materi dikemas sedemikian rupa, sehingga mengarah tujuh dimensi lansia tangguh dari apsek kesehatan, sosial, ekonomi budaya, dan serta teknologi," ujarnya.