YOGYA, KRJOGJA.com - Menandai Pekan Suci dengan puncaknya Perayaan Paskah, umat Katolik mengikuti Misa Minggu Palma. Memperingati peristiwa Yesus Kristus saat masuk ke Yerusalem dengan menaiki keledai. Minggu Palma menandai kisah sengsara Yesus dan suka cita Kebangkitan Yesus dalam Perayaan Tri Hari Suci.
"Tri Hari Suci meliputi Kamis Putih (Perjamuan Terakhir), Jumat Agung (Wafat Kristus), dan puncaknya Paskah (Kebangkitan Yesus) adalah wujud penyertaan Allah bagi keselamatan umat manusia yang patut direflesikan dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Rm P Supriyo Pr dalam homili (kotbah), Perayaan Minggu Palma di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Pugeran Yogya, Minggu (28/7).
Dikatakan umat Katolik bisa meneladani Yesus yang setelah bertahun-tahun hanya berjalan kaki, kemudian naik keledai bukan naik kuda yang melambangkan kekuatan. "Dengan naik keledai Yesus tidal mau menunjukkan kekuasaan justru kemuliaan adalah berasal dari kerendahan hati, dengan kasih dan perhambaan," ungkap Rm Supriyo.
Kedatangan Yesus disambut dengan lambaian daun palma dan hosana (pujian) oleh orang-orang yang meneladani Yesus. "Kasih luar biasa merayakan Minggu Palma merayakan kasih Allah," ujarnya.
Dikatakan Yesus yang telah membuka Sekolah Kasih, Sekolah Cinta dalam bentuk konkritnya bisa diwujudkan umat dengan menomorduakan ego, dimulai dari keluarga.
"Orang yang punya kasih bisa berbagi kasih, menjauh dari budaya kekerasan tapi membangun dengan budaya kelembutan, ketegasan. Hilangkan budaya-budaya yang menghamcurkan, mudah bertengkar tidak ada suasana kasih akan sangat berbahaya untuk masa depan anak," tegas Rm Supriyo. (R-4)