PURWOREJO, KRJOGJA.com - Mahalnya sejumlah komoditas sayuran di Kabupaten Purworejo dikeluhkan pedagang eceran keliling. Mereka kebingungan ketika hendak menawarkan barang dagangannya kepada calon konsumen.
"Sebab pasti akan dikeluhkan pembeli, mengapa harga sekarang begitu mahal. Pembeli awalnya mengira harga naik itu karena ulah saya, padahal saya hanya mengikuti harga pasar saja," ungkap pedagang sayuran keliling di Desa/Kecamatan Loano, Rukun, kepada KRJOGJA.com, Minggu (3/1).
Menurutnya, kenaikan harga terjadi pada seluruh jenis sayuran. Kenaikan harga menjelang Natal itu, katanya, rata-rata mencapai lima puluh persen. Namun, Rukun mengaku mendengar informasi apabila harga sayuran mulai turun, meski belum kembali normal seperti sebelum libur Natal dan tahun baru.
Mahalnya harga, lanjutnya, tidak memberi tambahan keuntungan bagi pedagang eceran keliling. Pedagang keliling justru mengeluarkan modal lebih banyak untuk memenuhi rombong dagangannya. "Keuntungannya sama saja, malah modalnya lebih banyak. Kalau saya berharap harga stabil rendah, sehingga modal cukup dan konsumen senang," tuturnya.
Ibu rumah tangga di Desa Loano, Astuti menambahkan, lonjakan harga sayuran membebani pengeluaran keluarga. Untuk menekan pengeluaran, ia mengurangi belanja dan memilih memasak sayuran yang tumbuh di kebunnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro dan Perdagangan (Dinas KUKMP) Sri Wahyuningsih mengatakan, kenaikan harga seperti menjadi kebiasaan setiap liburan nasional. "Kenaikan harga beberapa jenis sembako karena meningkatnya permintaan. Kenaikan ini sifatnya nasional, sehingga dinas tidak bisa membantu antisipasi, namun hanya bisa memonitor dan menginformasikan saja," ucapnya.
Meski ada kenaikan harga, stok kebutuhan pangan dan rumah tangga di Purworejo masih mencukupi. "Stok aman, tersedia cukup. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan persediaan barang," tandasnya.(Jas)