YOGYA, KRJOGJA.com - Jumlah kasus aktif Covid-19 DIY per Rabu (30/12/2020) tercatat 3.582 orang. Empat kabupaten sudah memastikan menutup tempat wisata mulai malam nanti pukul 18.00 sebagai upaya pencegahan terjadinya kerumunan. Namun, Pemerintah Kota Yogyakarta justru menempuh langkah sebaliknya. Pemkot memilih menerapkan buka tutup lalu-lintas seperti yang biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan pihaknya akan menyiagakan petugas dari Kota Yogyakarta dibantu Polresta Yogyakarta dan TNI untuk memastikan tidak ada kerumunan manusia di sepanjang Tugu hingga titik 0 kilometer. Ia pun menegaskan tak akan menutup Malioboro dan memilih buka tutup melihat situasi yang terjadi.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengaku tak yakin dengan skenario yang dibuat Pemkot Yogyakarta tersebut. Huda berkaca pada momen libur Natal beberapa hari lalu, di mana banyak foto-foto beredar kerumunan tak terkendali di kawasan Malioboro yang menimbulkan sesal banyak pihak.
“Saat ini kasus harian covid di DIY sudah sangat tinggi, kasus meninggal juga sudah sangat tinggi. Masalahnya adalah separo dari belasan ribu konfirmasi positif ini terjadi dalam dua bulan terakhir, khususnya akhir Desember ini luar biasa peningkatannya. Rata rata dua ratus lebih, bahkan kemarin sudah hampir tembus 300. Saya sangat mengapresiasi rekan-rekan bupati yang menutup tempat wisata di malam tahun baru agar mengurangi kerumunan dan resiko tinggi. Semestinya Malioboro dan Tugu juga ditutup sebagaimana kesepakatan bersama dalam rapat di Polda DIY. Saya tidak yakin Pemkot bisa mengendalikan kerumunan saat malam tahun baru, sebagaimana liburan kemarin yang akibatnya kita rasakan saat ini,†ungkap Huda melalui pernyataan tertulis, Kamis (31/12/2020).
Huda pun berharap seluruh stakeholder melihat dari berbagai perspektif dalam pengambilan keputusan. Apalagi, di lapangan jumlah pasien positif dengan ketersediaan fasilitas kesehatan sudah tak lagi seimbang.
“Rumah sakit sudah penuh semua, sangat banyak warga positif yang tidak dapat perawatan karena ruangan tidak ada, padahal mereka perlu perawatan karena bergejala. Mungkin nanti kalau ada lonjakan kasus perlu buat shelter perawatan di halaman balaikota Yogyakarta, sepertinya masih cukup luas,†tandas Huda. (Fxh)