JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan ada sepuluh tren teknologi yang menjadi peluang baru bagi startup Indonesia dalam tatanan baru kehidupan atau new normal selama maupun sesudah wabah Covid-19.
Sepuluh tren teknologi ini tidak hanya akan terjadi selama masa darurat wabah Covid-19 namun diperkirakan menjadi masa depan baru atau new future bagi Indonesia dan dunia. "Sepuluh tren ini jangan kita lihat sebagai darurat, justru harus kita lihat sebagai the new normal atau the new future karena ini adalah bagian dari Revolusi Industri Keempat," ungkap Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro saat Live Streaming bertopik Life After Pandemic Covid-19 bersama IDN Times menggunakan teknologi telekonferensi pada Senin (15/6 2020).
Sepuluh tren teknologi dalam new normal ini mencakup belanja daring, pembayaran digital, teleworking (work from home), telemedicine, tele-education and training, hiburan daring, rantai pasokan atau _supply chain 4.0_, 3D printing_, robot dan drone, serta teknologi 5G dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Menteri Bambang menyebutkan salah satu contoh inovasi dalam bidang _telemedicine_ yang sudah diaplikasikan adalah _Robot Medical Assistant_ ITS - Airlangga (RAISA) yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).
"Salah satu temuan riset Covid-19 dari ITS, robot yang bisa mensubstitusi perawat, memberikan makan, memberikan obat, sampai mengecek infus itu bisa dilakukan oleh robot sehingga perawat tidak perlu terlalu sering bertemu pasien karena sering bertemu pasien berarti eksposur terhadap Covid juga semakin tinggi," ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Beberapa tren teknologi lain yang lebih dirasakan banyak orang adalah belanja daring dan pembayaran digital yang kini mulai lebih dipilih kalangan milenial dan ibu-ibu dalam berbelanja dibanding berbelanja secara langsung.
"Yang milenial pasti sudah seratus persen barangkali mengalihkan kegiatan belanjanya menuju _e-commerce_ bahkan untuk ibu-ibu yang biasanya lebih senang mencari sendiri ke supermarket sekarang lebih senang kalau bisa pesan lewat supermarket _online_ dan langsung diantar ke rumah. Ini berarti logistik sudah jalan," ungkap Bambang Brodjonegoro. (Ati)