WONOSARI, KRJOGJA.com - Garis pantai selatan di Kabupaten Gunungkidul begitu panjang dan mempesona. Pantai eksotis pun kini menjadi daya tarik wisatawan untuk datang dan menjajal keelokannya.Namun begitu ada cerita menarik datang dari kawasan selatan Gunungkidul tepatnya di wilayah Wediombo. Bukan keelokan pantainya yang diragukan, namun cerita permasalahan tim SAR Satlinmas menghadapi tugas penyelamatan di garis depan.
Sunu Handoko, Kordinator SAR Satlinmas Wilayah 1 mengungkap timnya bertanggungjawab di 16 titik pantai dari total panjang garis pantai 35 kilometer yang berada di dua wilayah kecamatan. Namun, ada beberapa kendala yang hingga saat ini dihadapi tim seperti minimnya sarana prasarana.
BACA JUGA :
Komisi A DPRD DIY Dorong Percepatan Cetak e-KTP
Komisi A DPRD DIY Soroti Administrasi Kependudukan yang Masih ‘Merepotkan’
“Masalah lain, di wilayah ini sama sekali tidak ada sinyal telepon alias blank spot. Selain itu kami hanya punya dua unit ambulance sudah tua juga itu merek Espass hibah dari Pemkab Gunungkidul. Itu saja sering mogok. Tapi selama ini kami berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja,†ungkapnya di sela kunjungan Komisi A DPRD DIY, Kamis (5/3/2020).
SAR Satlinmas Istimewa Wediombo menurut Sunu beranggotakan 35 personel. Tak hanya mengawasi laut saja, tim tersebut kerap menangani kecelakaan misalnya warga tercebur sumur, gantung diri dan mengantarkan orang menuju layanan medis.
“Sarana prasarana kami memang masih sangat terbatas. Saat ini kami butuh sekali tambahan seperti ambulance dan mungkin jetsky, pertimbangannya bisa melaju cepat menerobos gelombang saat terjadi laka laut,†ungkapnya lagi.
Melihat kondisi itu, Heri Tri Haryono dari Komisi A DPRD DIY pun mendorong Pemkab Gunungkidul serta Pemda DIY agar memberi perhatian serius terkait keberadan SAR Satlinmas Istimewa Wediombo. “Kalau pengadaan ambulance bisa dilakukan dengan model CSR menggandeng perusahaan di Gunungkidul atau DIY,†ungkap dia.
Tak hanya itu, Komisi A DPRD DIY akan mencoba mengajak Dinas Komunikasi dan Informatika (Dikominfo) DIY menganalisis kemungkinan didirikan BTS agar komunikasi di kawasan tersebut jauh lebih lancar.
“Potensi wisata pantai selatan ini sangat besar, tapi era saat ini ya semua harus terjangkau signal karena itu salah satu daya tarik wisatawan sekaligus bisa membantu pemaksimalan promosi oleh masyarakat di sini juga. Kami berupaya masalah signal ini segera diatasi,†imbuh anggota Komisi A Bambang Setyo Martono.
Terkait peralatan SAR yang belum maksimal, dewan pun berharap segera ada perbaikan demi mendukung kenyamanan wisatawan di kawasan eksotis tersebut. “Intinya jangan sampai turis datang melihat peralatan SAR yang ketinggalan jaman terus takut datang lagi, ini jangan sampai,†pungkas Wakil Ketua Komisi A, Suwardi. (Fxh)