YOGYA, KRJOGJA.com - Sebelum tahun 2013, makan di Gadri Resto bagi wisatawan lokal adalah sesuatu yang sangat sulit. Bukan karena pilih kasih, namun setiap harinya tempat ini sudah penuh dipesan oleh wisatawan luar negeri jauh-jauh hari untuk menikmati menu makanan kegemaran raja-raja di Yogyakarta.
"Saat itu, setiap tahun ada sekitar 600 rombongan wisatawan yang sebagian besar dari luar negeri sudah memesan. Minimal tiga bulan sebelumnya mereka sudah memesan, jadi setiap hari selalu penuh," kata BRAy Hj Nuraida Joyokusumo kepada KRjogja.com saat menggelar buka bersama dengan media massa belum lama ini.
Menurut BRAy Nuraida, Gadri Resto sempat tutup saat ia memutuskan untuk merawat suaminya, GBPH Joyokusumo yang sakit. "Saya ingin Gusti Joyo bisa menikmati suasana rumah yang tenang. Beliau menjadi anggota DPR RI selama 5 periode sehingga waktunya lebih banyak di Jakarta," ujarnya.
BRAy Nuraida saat itu harus meyakinkan travel agent maupun tamu-tamunya dari luar negeri yang sudah memesan jauh-jauh hari. GBPH Joyokusumo meninggal pada Desember 2013.
Selepas itu, Gadri Resto kembali dibuka untuk masyarakat umum. Keistimewaan restoran yang terletak di Jl Rotowijayan ini selain menu-menu yang disajikan adalah kegemaran raja. Juga ada pada bangunan yang digunakan untuk menjadi restoran itu sendiri.
Sebagai menantu Sultan HB IX, BRAy Nuraida selalu memperhatikan menu-menu yang disantap oleh ngarsa dalem. Ia kemudian mencari tahu resep dari abdi dalem yang memasak.
Tak disangka masakannya ternyata sangat disuka oleh Sultan HB IX. Salah satu menu yang paling disuka adalah hidangan pembuka yang dinamakan rondho topo, pandekoek dan prawan kenes serta roti jok.