LOMBOK, KRJOGJA.com - Pelayanan administrasi desa mengalami peningkatan setelah terjadinya Gempa Bumi di Lombok, namun ironisnya, banyak bangunan kantor desa yang hancur, tidak bisa digunakan.Â
Peningkatan permintaan layanan administrasi sangat terkait dengan identitas penduduk pasca gempa, dan pengesahan surat-surat yang diperuntukan bagi proses bantuan pemerintah untuk korban gempa.
“Gedung yang biasa untuk layanan hancur, sementara sehari-hari warga dilayani di tempat ini,†ungkap Kepala Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Sutono kepada KR saat penyerahan bantuan peralatan pertukangan untuk 18 dusun.
Agar tetap terlayani dengan baik, maka pelayanan administrasi dilakukan di bawah pohon cermai dan di bruga (bangunan adat Lombok yang biasa digunakan untuk santai dan bercengkrama). Bagunan tradisional terbuat dari kayu tersebut tak rusak. Saat ini, sejumlah warga korban gempa memanfaatkan bruga sebagai tempat untuk tidur karena aman dari goyangan gempa.
Menurut Sutono, kantor desa menjadi sangat vital keberadaannya. Karena menjadi sarana penting bagi pengurusan korban gempa. Karena itu, di tengah keterbatasan yang ada, warga korban gempa tetap terlayani dengan baik.
Pihak berharap, pemerintah dalam hal ini Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal memberikan perhatian kepada desa-desa yang kantornya hancur karena gempa, termasuk Kantor Desa Sokong.Â
Selain itu, pihaknya mengharapkan proses pencairan dana terkait dengan pembangunan kembali rumah yang hancur bisa berjalan dengan lancar. Pihaknya telah melakukan pendataan terhadap rumah yang rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Datanya sudah kami serahkan ke pihak terkait.
“Kami tinggal menunggu verifikasi faktual, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Pokmas,†ujarnya.