MESKI kondisi bangunan sudah rusak akibat gempa bumi, bukan berarti pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan di tingkat desa di Pulau Lombok, tetap dilayani dengan baik. Seperti yang terjadi di Desa Labuan Pandan Sambelia.Â
Bangunan sudah rata dengan tanah, namun warga sekitar tetap meminta mendapat pelayanan kesehatan dari Puskesmas Pembantu (Pustu). Hampir tiap hari warga datang di Pustu, mendapat pelayanan kesehatan. Meski kondisi tempat sangat terbatas, di rawat di tenda darurat. Panasnya temperatur udara, dan pans terik matahari, tidak mengurangi semangat untuk melayani masyarakat.
Demikian pula di Desa Mambalan, pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan Desa (Poskedes) Mambalan, Gunungsari tetap berjalan dengan baik. Masih beruntung di pos tersebut bangunannya tidak rusak parah. Meski di daerah sekitarnya, banyak rumah penduduk yang sudah rata dengan tanah."Aktivitas pelayanan Poskedes, berjalan dengan baik,†ujar Plh Kepala Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Untuk merekonstruksi fasilitas kesehatan masyarakat membutuhkan dana yang cukup besar. Saat ini, belum diketahui kapan bangunan yang roboh bisa terbangun kembali. Untuk satu Postu maupun Poskedes, membutuhkan biaya sekitar Rp 500 juta. Padahal bangunan fasilitas kesehatan yang rusak di tingkat desa sangat banyak sekali. Karena masih lama, maka dibangun tenda darurat atau pun bangunan darurat yang sifatnya tidak bisa bertahan lama.
Mengenai rehabilitasi pasca gempa, Kedaulatan Rakyat (KR) kembali menyalurkan sumbangan para pembacanya. Bantuan pelatan pertukangan berupa 5 artko, 5 cangkul, 5 sekop dan 5 linggis diterima warga dan langsung dimanfaatkan untuk kegiatan rehabilitasi dan persiapan rekonstruksi.
Menurut relawan Ichdar Rofik, banyak bangunan yang roboh di dusun tersebut, sehingga bantuan artco sangat membantu sekali. Mereka punya semangat untuk bangkit kembali. (Jon)