LOMBOK, KRJOGJA.com - Akibat gempa, banyak fasilitas pendidikan yang rusak sehingga tidak bisa digunakan. Kerusakan tidak hanya terjadi pada sekolah milik pemerintah maupun swasta.Meski rusak, siswa tetap belajar meski di tenda darurat.
Kondisi sekolah hancur sehingga tidak nyaman belajar tidak dibiarkan terus. Bangunan yang hancur harus segera dibangun. Namun demikian, tidak dapat semua sekolah dibangun oleh pemerintah. Â
Bupati Lombok Timur, Sukiman mengakui peliknya persoalan pembangunan kembali sekolah, khususnya yang bukan sekolah negeri. "Padahal banyak sekolah di Lombok Timur yang rusak bukanlah sekolah negeri. Sekolah tersebut berada di pondok pesantren.baik berupa SD-SMA Islam maupun berbentuk madrasah," ungkap Sukiman yang menerima KR di rumah dinasnya. Ikut menemui, Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi, Kamis (4/10/2018).
Dalam catatan Bupati, ada 175 pondok pesantren yg terdampak gempa. Pondok ini diusahakan harus tetap berjalan. Karena lewat pondok ini, dilakukan pendidikan karakter dan agama.
"Untuk sekolah swasta khususnya yang ada dalam pondok pesantren, ada bapak angkatnya. Dalam kaitan ini, Pembaca KR dapat menjadi bapak angkat untuk pondok atau sekolah rusak,dengan membangunkan kembali sekolah yang rusak, " ujar pensiunan TNI yang baru dilantik menjadi Bupati kedua kalinya.
Kehadiran pihak ketiga untuk membangunkan kembali sekolah swasta rusak menjadi sangat penting. Karena anggaran pemerintah untuk penginapan sekolah rusak, tidak menjangkau sekolah swasta.
Pihak ya sendiri, terus mendata dan melakukan pengecekan lapangan, sekolah mana yang belum tertangani dengan baik.Saat ini kabnyakan siswa sekolah di tempat darurat yang tidak nyanan.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD NTB, Ahmadi mengungkapkan terbuka kesempatan pada swasta dan masyarakat untuk membangun kembali bangunan yang tidak dianggarkan pemerintah. (Jon)