nasional

Amal dengan Bangunan Tahan Gempa

Rabu, 3 Oktober 2018 | 05:05 WIB

LOMBOK, KRJOGJA.com - Sangat banyak masjid dan mushala di Lombok dan Sumbawa yang hancur karena gempa bumi. Bangunan yang rusak  tersebut, dihancurkan agar tidak membahayakan jemaah.  Laporan terakhir Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebutkan 630 masjid  dan 461 mushala yang rusak sebagai dampak gempa. 

Sedangkan tempat ibadah agama lainnya, yakni vihara (Budha) 1 tempat, pura (Hindu) 50 tempat serta gereja ada 1 tempat  yang rusak. Meski masjid hancur,  aktivitas ibadah shalat lima waktu dan pengajian tetap dilangsungkan, meski dilakukan di masjid ‘darurat’ yang dibuat dari tenda, atau terpal. Aktivitas pengajian, dan bimbingan untuk membaca Alquran juga tetap dilaksanakan di tempat tersebut.

Banyak pihak yang membantu agar berlangsungnya kegiatan ibadah, dengan mendirikan tenda darurat, termasuk dari Pembaca Kedaulatan Rakyat (KR).  Sejumlah tempat, mendirikan masjid darurat dengan bangunan kayu, yang lebih aman dari gempa. Membangun masjid merupakan amal. 

"Kebanyakan masjid yang berdiri merupakan swadaya masyarakat. Pembangunannya pun umumnya gotong royong. Bahkan sebagian tidak mempertimbangkan faktor teknis bangunan. Karena kalau ada dana, kita bangun, kalau habis, ya berhenti dulu,” ungkap ustadz Tanzil yang biasa mengisi pengajian di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.

Gunungsari merupakan Kecamatan yang wilayahnya termasuk parah setelah terkena gempa. Banyak ditemukan rumah penduduk yang rata dengan tanah. “Di Desa Kekait,  ada 5 masjid. Semuanya hancur,” kata Ustadz Tanzil yang aktif di Baznas saat ditemui KR, Selasa (2/10) di Masjid Raya Hubbul Wathan, Mataram.

Dalam rapat koordinasi BNBP dan jajaran Pemda NTB,  masjid yang rusak, dapat dibangun kembali dengan peran serta masyarakat. Namun dalam pembangunannya, harus memenuhi syarat tahan gempa.

Surya Eka Wijaya dari Kantor Bappeda NTB yang mengikuti rapat koordinasi mengungkapkan, tahan gempa itu, tidak hanya bangunannya saja yang perlu diperhatikan. Lokasi pendirian kembali masjid juga harus diperhatikan.  “Jangan membangun kembali di  garis yang rawan gempa. Harus bergeser sekitar 20 meter dari lokasi. Nah bagaimana masyarakat setempat bisa mengakomdir untuk lahannya,” ujar Eka.

Dari hasil survey yang dilakukan KR, masjid rusak di Lombok, dari segi besarannya beragam. Dari masjid besar, hingga masjid ukuran kecil. Namun kebanyak di setiap dusun, memiliki masjid. 

“Kami mengapresiasi siapapun yang akan membantu membangunkan kembali masjid di Lombok. Namun untuk pembangunannya tetap harus melihat  kekuatan bangunannya,”  ujar Eka. (Jon)

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB