nasional

BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang dan Waspada

Selasa, 7 Agustus 2018 | 11:21 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat menyampaikan belasungkawa kepada para korban gempa Lombok. Ungkapan duka cita tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (06/08/2018).

Hingga kini, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Lombok mencapai 91 orang. Sebanyak 209 orang dilaporkan luka-luka. Seperti diketahui, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat diguncang Gempa berkekuatan 7 SR, Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB. Lokasi gempa berada di titik 8.37 LS dan 116.48 BT pada lereng Utara - Timur Laut G. Rinjani. Gempa terjadi pada kedalaman 15 km dan sempat dinyatakan berpotensi tsunami. 

“Bagi keluarga yang ditinggalkan sanak saudara, dan kerabat semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini dan bagi yang mengalami luka-luka semoga segera diberikan kesembuhan,” ungkap Dwikorita.

Menurut Dwikorita, kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Oleh karena itu, kata dia, BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan untuk sementara waktu tidak berada dibawah bangunan-bangunan yang rawan runtuh. Selain itu juga menjauhi daerah lereng atau tebing batuan yang rapuh atau retak-retak karena dikhawatirkan rawan longsor, terutama saat terjadinya gempa susulan meskipun dengan magnitudo yang lebih kecil. 

Dwikorita menerangkan berdasarkan pantauan BMKG, hingga pukul 11.00 WIB telah terjadi sebanyak 147 gempa bumi susulan. Namun demikian, kekuatan gempa bumi susulan semakin melemah dibandingkan gempa utamanya yg terjadi kemarin malam. Sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terlalu cemas dengan adanya gempa susulan tersebut.

"Magnitudo terbesar pada 5,7 SR dari kejadian gempabumi tadi malam. Dari 147 gempa bumi susulan, sebanyak 13 gempa yang dirasakan oleh masyarakat," imbuh Mantan Rektor UGM ini. 

Dwikorita menuturkan, munculnya gempa bumi susulan merupakan mekanisme alam guna menghabiskan energi gempa yang masih tersisa. Dengan demikian setelahnya batuan atau lempeng bumi kembali dalam kondisi stabil. 

Lebih lanjut Dwikorita menerangkan, gempabumi yang mengguncang Pulau Lombok, Bali, Sumbawa, dan Jawa Timur Minggu (5/8) merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakkan Patahan Naik (thrust fault). (Ati)

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB