nasional

Rio Maholtra, Anggota Paspampres yang Jadi Atlet Asian Games 2018

Selasa, 24 Juli 2018 | 02:13 WIB

JAKARTA, KRjogja.com - Menyandang predikat sebagai Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tidak cukup puas bagi Rio Maholtra. Pemuda kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 28 Desember 1993 ini ingin mengukir prestasi lebih tinggi dan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia dengan menjadi atlet Lari Gawang cabang olahraga Atletik yang akan turun di Asian Games 2018 nanti.

Seperti dalam rilis, Rio sudah mengenal atletik saat duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 SD. Bakatnya terlihat ketika dirinya berhasil menjadi pemenang juara 2 ketika ada sekolah lomba lari di sekolahnya. Setahun kemudian Rio didaftarkan pihak sekolah untuk ikut dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat SD. Ia pun keluar sebagai juara dalam nomor estafet.

Meski senang dengan olahraga lari, awalnya Rio sama sekali tidak memiliki cita-cita menjadi atlet, keinginannya ketika besar yakni menjadi seorang tentara. Namun dirinya sadar, untuk menjadi tentara tidaklah gampang, apalagi dia berlatar belakang sebagai keluarga yang sederhana. Untung saja, bakat dan prestasinya di dunia lari bisa mengantarkan dirinya menjadi seorang tentara yang diimpikan sejak kecil.

Pekan Olahraga Antar Daerah (Popda) tingkat SMP menjadi momen berharga Rio. Saat itu dirinya ditemukan oleh seorang guru Olahraga yang sekaligus pelatih atletik Pak Leman yang tiba-tiba usai bertanding mendatanginya dan mengucapkan kalimat. “Wah postur kamu bagus, tinggi. Kamu cocok turun di nomor lari gawang,” ujar sang pelatih Pak Leman waktu itu.

Sejak hari itu, Rio terus diasah untuk berlari melewati gawang-gawang sebagai rintangan. Lomba demi lomba Rio ikuti, latihan demi latihan Rio jalani. Pihak keluarganya melihat potensinya dan membujuk sang anak agar lebih berkonsentrasi dalam bidang olahraga. Orang tuanya ingin sang anak masuk ke Sekolah Olahraga Sriwijaya (SOS) di Palembang.

Sang anak pun setuju, tetapi kendala muncul. Perjalanan dari Lahat ke Palembang tidak sebentar. Butuh waktu sekitar tujuh jam perjalanan darat. Beruntung, masih ada saudara di Palembang. Rio pun diasuh oleh kakak dari pihak ibunya selama menimba ilmu di sana. Sejak saat itu, Rio sudah jauh dari keluarganya. Ia sangat menyadari hal itu, tapi tetap dilakukan demi cita-citanya masuk tentara.

Latihan di Palembang, ternyata tidak berjalan mulus. Rio mengaku sering mengalami cedera sehingga membuatnya absen dalam berbagai kejuaraan penting. Beruntung masih ada kejuaraan atletik remaja pada 2009. Ia mengincar ajang itu untuk menyelamatkan cita-citanya.

Rio tidak peduli panas terik dan hujan yang mengguyur. Di kepalanya hanya ada lomba lari, memulihkan cedera, dan menyalakan sedikit cita-citanya untuk masuk tentara. Usaha keras yang dilakukannya pun berhasil. Rio keluar sebagai juara 2 dalam ajang itu. 

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB