nasional

Sebelum Kejadian, Tetangga Keluarga Bom Bunuh Diri Lihat Keganjilan Ini

Selasa, 15 Mei 2018 | 11:10 WIB

SURABAYA,KRjogja.com - Sore itu mungkin jadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh warga Perumahan Wisma Indah, Wonorejo, Kota Surabaya. Sesuai pengakuan Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Wonorejo, Khorihan (65), seluruh masyarakat perumahan terpaksa dievakuasi saat anggota Gegana Brimob dan Densus 88 melakukan penggerebekan salah satu pelaku bom gereja di Surabaya yang masih satu keluarga. Polisi bergerak cepat melakukan penggeledahan teroris yang meledakkan tiga gereja di Surabaya.

"Warga dievakuasi jam 16.30 WIB. Semuanya ngumpul, diminta jangan panik dan tetap tenang. Dan diberi tahu ada penggerebekan teroris. Disuruh keluar katanya takut kalau ada bom yang bisa memakan korban," ujarnya saat ditemui Okezone, Senin (14/5/2018) di Musala Al Ikhlas di perumahan setempat.

Awalnya, ia mengaku tak percaya bila salah satu keluarga yang ada di wilayah RT-nya adalah pelaku pengeboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi sekira Pukul 07.15 WIB.

Khorihan bercerita, Dita Upriyanto (48), pelaku pengeboman merupakan sosok yang ramah, dermawan, gemar menyapa warga lainnya dan rajin melakukan salat berjamaah lima waktu di musala perumahan. Bahkan menurutnya, Dita  sering mengajak kedua anaknya yakni Yusuf Fadil (18) dan FH (16) untuk salat berjamaah di Musala Al Ikhlas, bahkan salat subuh juga.

"Pak Dita langsung masuk ke musala setelah iqamah. Pulangnya setelah salat salam beberapa saat langsung pulang sebelum semua orang selesai zikir dan pulang. Tak pernah terjadi dialog. Begitu pula sang anak," ujarnya.

Sementara sang istri Puji Kuswanti (43) yang juga menjadi pelaku bom bunuh diri di GKI Diponegoro, Surabaya juga diakui warga sebagai sosok yang ramah, menjadi donatur tetap musala, gemar ikut arisan PKK perumahan, aktif ikut pengajian di kompleks perumahan, dan kerap bertegur sapa dengan ibu-ibu perumahan setempat.

"Beliau Bu Dita donatur rutin musala. Arisan terakhir Maret dengan Bu Mudji. April tidak ikut. Memang arisan kita bulanan. Di arisan biasa saja, berpakaian juga biasa, berjilbab biasa, ramah, dan mudah akrab dengan orang. Kadang kalau ketemu nyapa itu teriak manggil nama saya dari dalam rumah" kata istri Khorihan.

Khorihan menambahkan, Dita tak berpakaian yang aneh-aneh. Namun dia mengakui bahwa sejak yang bersangkutan menjadi warga Perumahan Wisma Indah Wonorejo pada 13 Oktober 2014, tak pernah melihat Dita memakai sarung.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB