nasional

Masalah Tarif Tol, Masih Jadi Hal yang Mengkhawatirkan

Selasa, 10 April 2018 | 17:20 WIB

SOLO, KRJOGJA.com - Masalah besaran tarif menjadi kunci penting, apakah jalan tol Solo-Ngawi mendatang berpengaruh signifikan dalam mengurangi tingkat kemacetan arus lalu lintas di Kota Solo. Jika tarifnya dinilai mahal, dipastikan para pengemudi truk lebih memilih melintas di jalan biasa. Artinya, kemacetan masih mewarnai pasca pembangunan jalan tol Solo-Ngawi.

Pokok pikiran itu mengemuka dalam forum diskusi Pasca Pembangunan jalan tol Solo-Ngawi yang digelar di Novotel Solo, Selasa (10/4/2018). Diskusi menampilkan narasumber David Wijayatno, Direktur PT Jasamarga Solo Ngawi, Ir Ahyani MA, Kepala Bappeda Solo, M Amrozy, Deputy Bank Indonesia Solo, pakar transportasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Dr Eng Ir Syafi'i MT dan Dr Mulyanto ME (Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS).

Seperti yang disampaikan David Wijayatno, tujuan pembangunan jalan tol Solo-Ngawi salah satunya untuk mengurangi kemacetan. Namun ia tidak bisa menjawab adanya permintaan penurunan tarif tol, seperti yang disampaikan Hari Prihatno, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo. Hari kawatir kalau tarif tol mahal, pengemudi truk akan berhitung dan memilih melintas di jalan non tol seperti yang terjadi di Jawa Timur.

Sementara ini kemacetan arus lalu lintas banyak dipengaruhi masuknya truk yang melintas. Solo memang bukan tujuan truk-truk tersebut, tapi hanya melintas. Harapannya, pasca diresmikannya tol Solo-Ngawi mereka beralih ke tol. Yang dari Semarang maupun Yogyakarta masuk di pintu tol Ngasem Kartasura. "Kami pun menghendaki demikian. Yang dari Yogyakarta diarahkan ke pintu Ngasem," kata David.

Kemacetan menghantui warga Solo. Hal itu bisa dimengerti karena Solo menjadi salah satu daerah tujuan. Warga Semarang, Madiun dan Surabaya akan memilih week end di Solo untuk berbelanja, berkuliner maupun menuju ke daerah dingin di Tawangmangu. Dr Syafii meminta sejak awal perlu ada antisipasi kemungkinan terjadinya kedatangan arus lalu lintas tersebut.

Dampak positif adanya jalan tol jelas bisa kita ambil, namun kemungkinan adanya kemacetan harus diantisipasi. Mengatasi kemacetan salah satunya bisa dilakukan dengan peningkatan kapasitas jalan. "Dan sebaiknya jalan dilakukan ego sektoral, tapi harus koordinasi dengan daerah sekitar kota Solo," tambah Syafii.

David menambahkan di ruas tol Solo-Ngawi telah disiapkan 8 pintu gerbang yakni di Ngasem Kartasura, Bandara Adisumarmo, Klodran di jalan Adi Sumarmo wilayah Kota Solo Barat, Gondang Rejo jalan Raya Solo-Purwodadi, Kebakramat Karanganyar yang menghubungkan jalan raya Solo-Sragen, Pungkruk dan Sambung Macan Sragen serta Ngawi. "Pada saat pembukaan nanti baru lima gerbang tol yang bisa difungsikan," jelasnya.

Ada dua pintu tol yang masih proses pengerjakan. David menjelakan pintu tol di depan bandara Adisumarmo belum selesai, karena masih ada kendala lahan dengan TNI AU. Begitu juga gerbang tol di Sambung Macan Sragen. "Sekarang pintu Sambung Macan masih dalam proses pematangan desain, karena ini merupakan pintu tambahan," pungkas David.(Qom)

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB