JAKARTA, KRJOGJA.com - Selisih dana sebesar Rp 103 miliar dari total anggaran 753 miliar yang dikucurkan oleh Pemenrintah untuk pelatnas Asian Games perlu dijelaskan secara detail kepada masyarakat.Â
Ini ditegaskan oleh Bambang Sujiono, Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, Kamis (4/1/2018). Menurut Bambang, berdasarkan keterangan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Mulyana, alokasi anggaran untuk Asian Games hanya Rp550 miliar.Â
Sedangkan atasannya Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto menyebut Rp600 miliar dari dana Rp753 miliar dipotong Rp100 miliar untuk pelatnas atlet Asian Para Games 2018. Berarti ini ada selisih Rp103 miliar. "Ini yang harus dijelaskan ke masyarakat," jelas Bambang.Â
Karena itu, kata Bambang tidak mengherankan jika 40 cabor yang dipersiapkan ke Asian Games mempermasalahkan adanya selisih anggaran tersebut. Bahkan cabor juga dibuat bingung dan mengalami hambatan dalam persiapan menuju Asian Games. "Mereka sudah menghitung jika rata-rata setiap cabor memperoleh dana Rp 15 miliar, berarti anggaran yang terpakai adalah Rp 600 miliar," ujarnya.Â
Bambang berharap, setelah usai Asian Games 2018 mendatang, tidak ada lagi korban seperti kasus dana sosialisasi Asian Games di enam kota (Carnaval Road to Asian Games 2018)."Ayolah kita sedikit mempunyai sense of crisis, sense of carefullness dan sense of awarenes," paparnya.
Secara khusus Bambang menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah berusaha keras untuk menyediakan anggaran yang dibutuhkan sebagai tuan Rumah Asian Games XVIII dalam kondisi keuangan negara yang terbatas. Ia berharap keinginan Presiden agar Indonesia sukses sebagai penyelenggara dan sukses prestasi di Asian Games 2018 terwujud. (Fon)