JAKARTA,KRJOGJA.com - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Luxembourg Jean Asselborn ke Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta pada 30 Mei 2017.
Kunjungan tersebut dimanfaatkan sebagai ajang untuk mempererat relasi diplomasi kedua negara, khususnya pada kerjasama dalam sektor perbankan, finansial, dan investasi.
Kedua negara telah memasuki babak relasi bilateral yang cukup erat sejak 2015. Hal itu dimulai ketika Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka diskusi kooperasi di bidang finansial dengan Perdana Menteri Luxembourg Xavier Bettel saat Majelis Umum PBB ke-70 pada 29 September 2015.
"Sejak itu, investasi Luxembourg di Indonesia terus mengalami kenaikan. Pada 2015 terdapat kenaikan sekitar 72 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan pada 2016, investasi mengalami kenaikan hingga 170 persen. Dengan latar belakang seperti itu, pertemuan ini diharapkan mampu mempertahankan hingga meningkatkan relasi Indonesia dengan Luxembourg," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya, Selasa (30/5/2017).
Sementara itu, pada 2016, Luxembourg merupakan negara investor terbesar ke-4 asal Eropa di Indonesia. Tak hanya itu, negara dengan Ibu Kota Luxembourg City tersebut merupakan salah satu anggota Uni Eropa yang menjalin relasi kuat dengan ASEAN.
"Kami juga berencana akan terus membantu posisi tawar Indonesia dalam sektor finansial, perbankan, dan investasi dengan negara anggota Uni Eropa. Keahlian kami dalam sektor finansial, investasi, dan perbankan juga diharapkan mampu berguna bagi Indonesia. Untuk ke depannya, kami juga mendiskusikan mekanisme birokrasi agar mampu memudahkan dan meningkatkan investasi Luxembourg di Indonesia," jelas Menlu Asselborn di Jakarta.
Selain di bidang investasi dan finansial, Luxembourg juga konsisten membantu proses pengembangan jaringan telekomunikasi di Tanah Air.
"Selama beberapa tahun terakhir, kami juga akan terus membantu pengembangan jaringan telekomunikasi dan konektivitas di seluruh pelosok archipelago (Nusantara) Indonesia. Tak hanya membantu rakyat, jaringan konektivitas itu juga mampu membantu otoritas Indonesia untuk melakukan pemantaua wilayah perbatasan," tambah Asselborn.