nasional

Dewi Pule Gelar Program ‘One Homestay One Toilet’

Selasa, 30 Mei 2017 | 08:41 WIB

Untuk program ini, Pokdarwis Desa Wisata Pulesari bekerja sama dengan toko bangunan. Pihak homestay yang mendapat bantuan tinggal mengambil barang yang dibutuhkan. Dengan pola ini, diharapkan ada keseragaman kualitas dan jenis barang. "Kendati kami tidak bisa memaksakan semua harus dengan keramik pola ini, dengan cat warna ini. Semua tergantung pemilik. Karena bisa jadi catnya disamakan dengan cat rumah atau kamar mandi yang sudah ada," tambah Didik.

Yang pasti, program OHOT ini merupakan bukti bahwa keuntungan pengelolaan desa wisata selama ini kembali ke masyarakat. Pariwisata dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Mengingat kehadiran tamu ke Dewi Pule yang terus meningkat dan dalam rombongan besar, ketersediaan toilet menjadi sangat penting. Homestay yang bisa menampung lebih banyak tamu, kendati sudah punya toilet, diberi bantuan lewat program ini. Sehingga tingkat antrean ke toilet bisa berkurang. Kenyamanan pun semakin meningkat.

Desa Wisata Pulesari yang berada di sisi Barat Lereng Merapi memiliki pesona alam berupa air sungai yang jernih dan perkebunan salak pondoh tumbuh merata di semua kebun warga.

Pulesari, Wonokerto, Turi kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berada di ketinggian 400-900 meter di atas permukaan laut. Penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Ada kegiatan rutin tradisi tahunan yaitu Upacara Adat Pager Bumi yang selalu dilaksanakan setiap Bulan Sapar Rabu Pungkasan. Kesenian lokal seperti Kubro Siswo, Tari Salak, jathilan, karawitan, bisa dinikmati di Pulesari.

Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Dengan sedikit polesan, penambahan sarana dan prasarana bermain, mempercantik lingkungan, berubahlah Pulesari sebagai Dewi Pule. Desa Wisata Pulesari.

Memanfaatkan sungai jernih yang hanya berjarak 200-300 meter terpisah jalan dan kebun salak, dilengkapilah sarana outbond, fun game maupun treking. Kemudian kekayaan berupa kebun salak pondoh dijadikan inspirasi untuk menjadi atraksi. Selain wisata memetik salak, kemudian dibuatlah paket mengolah salak menjadi berbagai produk olahan.

“Ada 12 olahan salak yang dikembangkan di sini. Di antaranya dodol salak, bakpia, wingko, enting-enting, kerupuk, nastar, madumongso, bakwan, sambal, oseng-oseng, nogosari dan kolak,” ujar Didik.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB