nasional

Nyruput Kopi Sambil Menikmati Keindahan Alam

Minggu, 16 April 2017 | 20:51 WIB

TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Petani kopi di lereng Gunung Sindoro Desa Tlahap Kecamatan Kledung Temanggung memanfaatkan keindahan alam di kawasan tersebut untuk mendongkrak komoditas kopi. Langkahnya, dengan menjadikan agrowisata. Pada wisatawan yang datang, diperkenalkan kopi arabica. Mereka pun  minum kopi sambil menikmati keindahan alam.

"Ini sebuah trik. Kami mendatangkan konsumen untuk membeli sekaligus memasarkan kopi," kata Ketua Gapoktan Desa Tlahab Kecamatan Kledung, Tuhar ditemui disela menerima kunjungan Bagian Humas dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bersama sejumlah wartawan yang bertugas di wilayah tersebut, Kamis (13/4/2017).

Rombongan Pemkab Sleman tersebut diterima di Kedai Kopi Posong yang berada di tengah kebun kopi di kawasan Agrowisata Posong lereng Gunung Sindoro. Posong kini menjadi salah satu destinasi wisata alam andalam Kabupaten Temanggung. Tiap hari ratusan wisatawan berwisata di tempat tersebut, mereka wisatawan domestik maupun luar negeri.

Tuhar mengatakan tanaman kopi mulai dikembangkan tahun 2000. Waktu itu hanya spekulasi, karena setahu masyarakat tanaman kopi hanya tumbuh di dataran rendah. "Ternyata tanaman kopi arabica cocok dibudidayakan di ketinggian 800-1.500 meter di atas permukaan laut sehingga bisa tumbuh baik di Kledung," katanya.

Kopi ditanam di pematang atau pinggir tegalan. Sedangkan di tengah, ditanami komoditas lain, seperti kol, daun bawang, cabai, tomat, bawang dan tembakau. Tanaman tersebut selain ditanam gilir musim juga tumpang sari.

Dikatakan kopi Kledung mulai "booming" pada 2014, setelah dirinya mengikuti kontes kopi nasional di Jakarta dan mendapatkan nomor tiga. "Sejak itu, kami selalu mendapatkan kunjungan dari sejumlah instansi dari beberapa daerah untuk belajar tentang kopi di sini," katanya.

Warga sadar, penjualan biji kopi hasilnya tidak banyak. Untuk mendapatkan nilai tambah, warga mengolahnya menjadi biji kopi olahan atau bubuk kopi, dengan aneka varian olahan. Bahkan ada yang menjualnya di warung, seperti dirinya yang membuka kedai kopi. " Penjualan biji kopi sekitar Rp 6000 per kilogram, dengan diolah dapat mencapai Rp 200.000 per kilogram, dijual sebagai minuman dapat berlipat lagi," katanya.

Tokoh pemuda setempat, Setyo Wuwuh mengungkapkan kebetulan di daerah tersebut ada tempat indah yang dinamai Posong. Dari tempat itu dapat melihat pemandangan alam terutama melihat matahari terbit. Warga lantas menjadikan destinasi wisata. Pemerintah setempat membantu untuk menambah berbagai fasilitas. " Melalui Posong, Kami perkenalkan kopi. Wisatawan yang datang membeli kopi sebagai souvenir. Mereka lantas memesan lagi setiba di rumah untuk keluarga atau teman," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB