nasional

Inventora : Mahasiswa UGM Ciptakan 'Trolley Follower'

Selasa, 11 April 2017 | 04:30 WIB

PROGRAM Inventora di Jogja TV, yang didukung Warung SS Indonesia edisi Senin 10 April 2017 kembali menghadirkan sosok anak-anak muda menginspirasi. Saya berkesempatan berbincang dengan dua narasumber yaitu Tim Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Jurusan Teknik Elektro serta Tika Yusuf, seorang penyiar radio.

Episode ke-2 Inventora menayangkan 'Trolley Follower' atau mahasiswa UGM menyebutkan sebagai Koper Follower Koplo). Alat ini membuat koper atau troli secara otomatis mengikuti gerak penggunanya. Di segmen kedua saya berbincang-bincang dengan Tika Yusuf, Station Manager Swaragama FM yang punya kepedulian di bidang pendidikan dan pernah mengikuti program 'Indonesia Mengajar' di salah satu daerah pelosok Sulawesi Barat.

Saya berkesempatan mewawancarai Rahmad Kurniawan, mewakili Tim Mahasiswa UGM yang menciptakan dan mengembangkan 'trolley follower'. Trolley ini berfungsi mengangkut tas, koper dan berbagai barang yang diletakkan di atasnya, dan bergerak mengikuti penggunanya tanpa harus ditarik atau didorong.

“Ada dua mode cara kerjanya. Yang pertama adalah mode manual, yaitu trolley dikendalikan dengan handphone sehingga bisa digerakkan dari jarak jauh. Dan yang kedua adalah mode otomatis, yaitu menggunakan kamera sensor yang dipasang pada trolley, yang akan mencari warna tertentu yang terpasang pada gelang-kaki pengguna. Kami sedang mengembangkan mode kedua ini supaya lebih sempurna,” ujar Rahmad yang tercatat sebagai mahasiswa Diploma Teknik Elektro UGM ini.




Rahmad menunjukan cara kerja 'Trolley Follower'

Ya, memang menarik mengamati Rahmat mencoba menggunakan gelang pada kakinya dan berjalan perlahan, sementara trolley secara otomatis bergerak mengikuti kemanapun ia berjalan. Trolley ini dapat mengangkut berat sampai 30 kilogram, dan maksimal berjarak 4 meter dari pengguna. Saat pengguna berbelok pun trolley akan ikut berbelok atau berputar.

“Kami masih mengembangkan atau menyempurnakan trolley ini. Versi pertama dulu dengan sensor jarak, tapi kendalanya saat banyak orang bersliweran maka sensor kebingungan. Maka kami kembangkan versi kedua ini, yaitu kamera yang dapat menangkap sensor warna pada gelang-kaki. Tapi kendalanya ada pada cahaya, karena sangat mempengaruhi kemampuan kamera dalam mengenali warna yang harus dicarinya. Maka kami kembangkan lagi dengan wireless dan GPS supaya dapat dikunci lokasi trolley-nya,” papar Rahmad.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB