JAKARTA (KRjogja.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis penyebab utama anjloknya kereta api (KA) 3008 yang terjadi pada Senin 1 Maret 2016 pukul 2.35 WIB di antara Stasiun Lubuk Rukam–Stasiun Peninjawan, Sumatera Selatan. Asisten masinis meninggal dunia akibat kejadian itu.
"Kejadian itu akibat patahnya rel di KM 262+100/200 karena pelaksanaan pekerjaan penyambungan rel yang tidak sesuai dengan prosedur," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Suprapto di Jakarta.
Menanggapi peristiwa tersebut, Suprapto mengatakan, KNKT merekomendasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar melakukan kajian teknis mengenai dampak pengoperasian KA Babaranjang dengan 60 rangkaian gerbong batu bara. Menerapkan pembuatan daftar risiko dan profil risiko serta Level of Safety secara rutin di Divre IV Tanjungkarang. Menyusun pedoman standar kerusakan jalan rel. Kedua agara melakukan pelatihan terhadap tenaga pemeriksa dan perawatan jalur KA.
Melaksanakan pemeriksaan terhadap hasil pengelasan sambungan rel secara rutin oleh SDM yang bersertifikasi dan peralatan sesuai ketentuan. Ketiga rekomendasi itu adalah memastikan ketersediaan rel dan pelat sambung. Kemudian, memastikan pembuatan lubang pada badan rel (rail web) untuk baut pelat sambung harus dilakukan dengan menggunakan mesin pembuat lubang rel.
Ditambahkan, KNKT juga meminta Ditjen Perkeretaapian untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan perawatan prasarana perkeretaapian. Kemudian, merevisi PM 32 Tahun 2011 tentang Standar dan Tata Cara Perawatan Prasarana Perkeretaapian, serta Membuat Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Kelas Jalur Kereta Api. (*)