JAKARTA (KRjogja.com) - Maraknya pengguna narkoba tiap tahunnya membuat Indonesia harus menelan kerugian dengan jumlah yang cukup fantastis. Bayangkan saja, tahun ini jumlah pemakai barang haram tersebut mencapai 5,1 juta orang.
"Kerugian material Rp6,3 triliun yang mencakup belanja narkoba, biaya pengobatan, barang yang dicuri, biaya rehabilitasi. Dan lebih mengkhawatirkan ini sudah menyentuh berbagai lapisan," kata Presiden Indonesia Joko Widodo saat menghadiri peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Lapangan Parkir, Jalan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (26/6/2016).
Pria yang akrab disapa Jokowi itu mengatakan, berdasarkan data yang didapat dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pemakai narkoba ternyata tidak hanya dewasa dan remaja saja, bahkan anak usia lima tahun sudah mencicipi barang tersebut.
"Anak di TK sudah ada yang terkena narkoba. Anak SD juga sudah ada yang kena. Jadi ini tidak hanya di kota, di desa tapi juga di kampung. Tidak hanya orang dewasa, tapi remaja bahkan anak-anak. Tidak hanya orang biasa, tapi juga aparat dan pejabat," tambahnya.
Adapun modus yang dilakukan para pengedar narkoba juga semakin berkembang. Saking pintarnya, mereka sudah mulai berinovasi agar barang haram tersebut bisa lolos dari sistem X-tray.
"Para pengedar ini terus bergerak dan menemukan berbagai cara untuk mengelabui aparat hukum dan keamanan. Mereka sudah menghalau, memanfaatkan orang yang tidak dicurigai, seperti anak dan wanita dimanfaatkan untuk menjadi kurir. Hingga adanya modus baru seperti dimasukkan kedalam mainan anak, kaki palsu dan lain-lain," tukasnya.
Sebagai informasi, acara itu juga dihadiri istri Presiden Indonesia Iriana Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat. Dalam acara itu, BNN juga akan memperkenalkan K-9, pasukan khusus pendukung pemberantasan narkoba. Sedikitnya 50 anjing K-9 akan dikerahkan guna membantu pemberantasan narkotika.(*)